Minggu, 01 September 2019

# Buku # cinta

Resensi Buku In A Blue Moon



Penulis : Ilana Tan
Tahun : 2019
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Blurb
“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau masih merasa perlu bertanya.”
Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu-oh, bukan!_ melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lukas oleh kakeknya yang suka ikut campur.
Lukas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga kerna ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang – itu sangat jarang terjadi, tentu saja – kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.








Gaya Bahasa
Pertama membaca bab pertama sudah terlihat penggunaan bahasa yang sederhana. Tidak terlalu banyak penggunaan diksi yang tidak biasa selain untuk menguatkan latar belakang belakang tokoh.

Ia menurunkan ponsel dari telinga dan memberinya isyarat kepada salah seorang sous chef-nya, menyuruhnya mengambil alih pekerjaan. (halaman 11)


Penggunaan diksi yang sederhana ini memudahkan pembaca untuk menyatu dengan emosi yang dialami oleh setiap tokoh. Tidak perlu berpikir keras untuk menginterpretasikan setiap rasa yang ingin disampaikan penulis.

Tiba-tiba ponselnya berdering, membuat Sophie terlonjak kaget. Ia memejamkan mata dan mendesah pelan sebelum mengeluarkan ponsel dari saku celemeknya. Ia menatap nama yang muncul di layar sejenak, lalu memutuskan hubungan tanpa menjawab telepon. (Halaman 215)


Gaya bahasa yang sederhana tidak membuat novel ini menjadi miskin diksi. Sisipan-sisipan istlah khusus, meskipun jumlahnya tidak banyak, memberikan pengaruh kuat terutama dalam pembentukan latar belakang tokoh. Bahkan pilihan istilah tersebut jarang digunakan penulis kebanyakan.
Tartlet merupakan potongan kecil dari kue tart dengan hiasan diatasnya. Biasanya banyak disajikan dalam dessert table. Kata ini muncul pada halaman 123 yang menunjukkan bahwa Sophie seorang pemilik toko kue yang memahami berbagai macam jenis dan kue. kebanyakan penulis mungkin akan menggunakan potongan kue atau memilih jenis kue lain yang lebih umum didengar.




Plot
Ilana Tan memilih alur campuran untuk menyajikan kisah antara Lucas dan Sophie. Dimulai dengan bertemunya kembali Lucas dan Sophie setelah berpisah bertahun-tahun lamanya.
Alur maju digunakan untuk menceritakan kehidupan dan hubungan antara tokoh. Sementara alur mundur dipakai saat menjelaskan masa llau yang menjadi salah satu konflik dasar yang terjadi antara Sophie dan Lucas.
Akhir dari kisah ini sudah bisa ditebak bahkan saat membaca sinopsis cerita. Namun cerita dengan banyak klimaks membuat pembaca tidak merasa bosan dan sangat menikmati halaman demi halaman.



Penokohan
Saya merasa kesulitan menggambarkan setiap karakter yang diciptakan. Hampir semua tokoh laki-laki menggunakan nama-nama yang ada dalam sebuah film animasi anak-anak, Thomas and Friends. Seperti Lucas, Gordon, Spencer bahkan Thomas. Karena lebih dulu mengenal mereka sebagai tokoh kartun sehingga saya harus bekerja lebih keras untuk membuat mereka berbeda.
Pemilihan nama ini terselamatkan karena setting tempat yang digunakan, yaitu benua amerika. Kehidapan negeri paman Sam itu menjadi setting utama, yerutama kota New York. Sehingga penggunaan nama-nama tersebut sangat cocok dengan cerita yang dibuat.
Sophie dan Lucas sama-sama diciptakan tanpa kehadiran orang tua. Dan sama-sama memiliki seorang kakaek yang memiliki peran penting dalam hubungan keduanya. Namun dari sinilah muncul perbedaan yang mengantarkan konflik.
Sophie menjadi salah satu anggota keluarga orang kaya karena diadopsi. Dibesarkan oleh keluarga konglomerat membuat sophie menjadi seorang perempuan yang berhati lembut, tenang dan pekerja keras. Hidup dengan bergelimang harta tak menghapus empatinya terhadap sesame yang memiliki nasib sepertinya, yatim piatu. Dan itu dimunculkan dalam kehidupan Sophie yang menjadi pekerja social di sebuah lembaga.
Lucas, terlahir dari keluarga kaya. Hidup serba berkecukupan. Pergaulannya pun tidak jauh dengan mereka yang bernasib sama sehingga membuat Lucas tumbuh menjadi seorang remaja sombong. Bersama teman-temannya sering membuat keributan dan mendapat hukuman dari guru. Dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan jiwa bisnis maka Lucas pun tumbuh menjadi seorang pemimpin yang visioner dan bijaksana. Sehingga dia mampu menciptakan kesuksesannya sendiri.





Kritik dan Saran
Novel ini sangat menghibur. Ide cerita yang ringan dan dekat dengan kehidupan remaja hingga awal dewasa sehingga mudah dipahami. After taste dari membaca cerita ini masuk kedalam warna pink yang cerah, ceria dan bahagia. Bisa dibaca mulai usia remaja. Walaupun tokohnya seorang dewasa dengan latar belakang kehidupan barat tapi semua itu tidak dimunculkan.

2 komentar:

  1. ilana tan ini novelnya bener-bener banyak ya mbak. keren ih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.yang paling kusuka itu yang autumn in paris. Mewek deh

      Hapus

Follow Us @soratemplates