Dunia mengalami revolusi industri
sudah berabad-abad sebelumnya. Dimulai dari abad ke-18 revolusi industri
dimulai. Dikenal dengan sebutan revolusi 1.0 yang ditandai dengan penggunaan
mesin uap dalam perindustrian. Yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
manusia dalam menjalankan roda perekonomian yang sebelumnya hanya mengandalkan
tenaga manusia dan hewan.
Pada abad ke-20 energi listrik mulai
berkembang sehingga industri diharapkan
mampu melakukan produksi dalam jumlah besar, cepat dan murah. Sekaligus menjadi
penanda dari dimulainya revolusi industry 2.0. Pesawat telpon menjadi salah
satu penemuan teknologi saat itu.
Sekitar tahun 1960-an percepatan
teknologi terjadi.sekaligus menjadi awal dimulainya revolusi 3.0. Sistem
otomatisasi dan robotisasi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
dalam jumlah besar, cepat, berkualitas dan murah.
Jerman menjadi negara yang mencetuskan
revolusi industry 4.0. merupakan sebuah industry yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi cyber. Adapun
bentuk dari industri ini adalah konektivitas sumberdaya manusia, mesin dan data
yang sudah tersedia. Atau yang lebih dikenal dengan Internet of things
Pemerintah Indonesia sudah
merencanakan jauh hari dalam rangka menyongsong revolusi industri ini. Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan
pada tahun 2018 oleh Presiden Joko Widodo menjadi sebuah roadmap yang akan digunakan untuk menghadapi perubahan dalam dunia industri.
Melalui roadmap ini diharapkan meningkatnya
daya saing Indonesia dikancah global.
Menunjuk Kementerian Perindustrian
sebagai koordinator pelaksana, Indonesia memiliki 5 aspek penting yang menjadi fokus
utama. Antara lain :
-
Industri
makanan
-
Tekstil
dan pakaian
-
Otomotif
-
Kimia
-
Elektronik
Salah satu yang menjadi strategi
Indonesia dalam menghadapi era digitalisasi ini adalah dengan mengembangkan
kemampuan sumberdaya manusia industri. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa
generasi milenial adalah generasi yang cepat merespon tantangan ini.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa
orang-orang yang lahir diantara tahun 1981-1997 merupakan generasi millennial.
Orang-orang yang sejak lahir manjalani kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan
mulai dari makanan, pendidikan, transportasi hingga hiburan.
Kesempatan untuk mengenyam pendidikan
relative lebih mudah dibanding generasi sebelumnya yang dianggap bukan hal
prioritas. Transportasi masal sudah banyak dijumpai sehingga tidak perlu
berjalan kaki jauh untuk bepergian. Bahkan tempat hiburan seperti bioskop sudah
bisa dinikmati. Kemudahan-kemudahan ini memberikan faktor dalam membentuk
mereka menjadi pribadi yang manja dan tidak mau susah.
Generasi milenial memiliki konsep
pemikiran yang terbuka dan cerdas Namun juga memiliki tingkat kebosanan yang
tinggi. Sehingga lingkungan yang santai, tidak terpaku pada aturan dan hirarki
menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Daya tarik yang tinggi pada sesuatu
yang baru membuat mereka termasuk golongan dengan kreativitas yang tinggi. Hal
ini menciptakan profesi baru yang tidak ada pada generasi sebelumnya seperti buzzer, influencer, content creator. Semua itu menjadi profesi-profesi
impian generasi milenial.
Sebut saja Atta Halilintar yang
memiliki jumlah pengikut terbanyak Se-Asia Tenggara. Yulia Baltscun mantan
finalis ajang pencarian bakat memasak kini menjadi vlogger dalam bidang fitness,
diet dan kesehatan. Clarin Hayes seorang dokter yang membagikan informasi
kesehatan serta perjalanannya dalam menempuh pendidikan dokter. Yang terbaru
seorang content creator yang menjadi
salah satu narasumber dalam sebuah acara diskusi disalah satu TV swasta. Sherly
Ananta duduk bersama dengan tokoh nasional dalam rangka membahas tentang
isu-isu politik.
Sayangnya kemampuan-kemampuan ini tidak
didapat dalam pendidikan formal. Materi yang dikuasai dipelajari secara
otodidak Tenaga pendidik yang sebagian besar berasal dari generasi sebelumnya
(generasi baby boomers dan generasi
X) kurang mampu memenuhi kebutuhannya. Akibatnya generasi muda ini tidak
memiliki dasar dan aturan jelas dalam menjalankan profesinya dengan benar.
Saat ini anak muda milenial sedang dan
akan dihadapkan pada sebuah tantangan besar. Dengan kemampuan dan segala
kelebihan yang dimiliki tidak akan cukup untuk menghadapi gelombang perubahan yang
begitu besar. Sehingga membentengi diri agar tidak terlena dengan kecanggihan
teknologi.
Berikut adalah beberapa langkah yang
bisa generasi milenial lakukan untuk mempersiapkan diri. Diantaranya :
·
Meningkatkan
Iman
Selain memberikan manfaat yang sangat besar, era digital
juga memiliki sisi buruk apabila dijalankan tanpa memperhatikan norma-norma
yang berlaku. Misalnya membuat dan menyebarkan konten hoax, melakukan ujaran kebencian bahkan sexual harassment dalam media sosial.
Keberadaan agama menjadi sebuah kebutuhan dasar yang
harus terpenuhi pada generasi milenial. Pendidikan-pendidikan agama dan moral
yang mulai berkurang harus didorong lebih kuat.
Rumah menjadi salah satu tempat terbaik dalam menanamkan
pendidikan karakter berdasar agama. Orang tua memiliki peran besar dalam
menentukan keberhasilan ini. Memberikan pendidikan dan menjadi contoh saja
tidak lagi cukup. karena sudah disebutkan bahwa generasi milenial memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Duduk bersama dan melakukan dialog menjadi cara efektif
agar generasi milenial tidak mencari kebenaran melalui cara yang keliru.
Membiasakan kebiasaan yang mampu menyeimbangkan kebutuhan
emosional. Mengikuti kajian, melakukan tilawah alquran bahkan keluar dialam
bebas untuk mentadaburi ciptaanNya mampu
menjaga pribadi yang bersyukur dan rendah hati..
·
Menjadi
seorang pembelajar
Diatas mimpi masih ada
mimpi. Keinginan manusia itu tidak memiliki batas. Terus menjadi pribadi yang
haus ilmu sehingga tidak ragu untuk terus mempelajari hal baru.
·
Menjadi
pribadi yang menyenangkan
Berinteraksi dengan banyak
orang dengan berbagai karakter menjadi sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan
di era ini. Sehingga kemampuan bersosialisasi yang baik, tidak hanya diterima
tetapi menjadi dari pergaulan menjadi sebuah keharusan.
·
Keluar
dari zona nyaman
Berani menantang diri dengan hal baru.
Meningkatkan kapasitas diri diluar dari bidang yang ditekuni. Selalu berpikir
kreatif dan inovatif agar tetap bertahan.
Era digitalisasi bukan lagi sebuah
keniscayaan. Melainkan sebuah zaman yang harus dihadapi dengan persiapan yang
matang. Bergerak dan menjadi pemenang atau diamrdan menjadi yang terbelakang.
Referensi
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba menulis artikel yang diselenggarakan oleh Pemkab Lamongan dalam rangka memperingati tahun baru Islam
Iya betul Mbak, industri 4.0 otomatis "memaksa" hampir semua hal di kehidupan sehari-hari untuk ikut berevolusi, termasuk emak2 jadi PR tersendiri gimana caranya mendidik anak supaya siap & tangguh hadapi perubahan jaman yg serba canggih, instan, & cepat, supaya tidak tertinggal namun juga tidak terlena.
BalasHapusUlasan yang lengkap dan menarik, Mbak. Tips yang jitu dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
BalasHapusDan setuju dengan penitipnya, bergerak untuk menjadi pemenang atau diam menjasi yang terbelakang
Keluar dari zona nyaman. Itu adalah salah satu kunci untuk memasuki industri 4.0 ya mba. Nggak bisa lagi leha-leha sementara yang lain udah lari jauh entah sampe mana hehe. Semangat pokoknya!! Indonesia pasti bisa
BalasHapusSepakat Mbak. Pondasi penting menghadapi era 4.0 ini adalah memperkuat iman.
BalasHapusSetuju pondasi utama adalah bentengi diri dengan seleksi apapun yang masuk, bertujuan untuk kebaikan ya mbak
BalasHapusJika kita enggan belajar, maka selesai sudah. Kita akan menjadi tidak tahu perkembangan jaman dan jangan salah orang lain jika kemudian kita mendapat julukan baru. Udik misalnya. Hehehe
BalasHapusJadi manusia pembelajar itu bener banget sebagai persiapan Revolusi Industri 4.0. Tak lupa iman dan taqwa yang kuat. Soalnya informasi dari internet membanjiri anak² kita dari segala penjuru
BalasHapusBetul banget ini mbak... besarnya semangat kurang diimbangi dengan pengetahuan yang cukup. Sehingga meskipun mereka tampil dengan sejuta pemirsa ada nilai-nilai kebaikan yang diabaikan.
BalasHapusKalau ngomongi revolusi industri,aku suka baca bukunya Rhenald Kasali, Di situ dijelaskan gamblang banget bahwa kita gak bisa bertahan dengan cara-cara lama. Dunia berubah dan kita harus bergerak ke arah sana. Tapi tetap, dengan ciri khas kita.
BalasHapusSangat setuju dengan point pertama meningkatkan iman, karena ilmu tanpa iman itu buta
BalasHapusSetuju dengan langkah-langkah yang harus dilakukannuntuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Memang sekarang sudah kelihatan perubahan peradaban oleh sebab perkembangan teknologi. Sudah banyak pekerjaan-pekerjaan yang mulai hilang digantikan oleh peran mesin-mesin.
BalasHapusKalau kita enggak siap menghadapi ini, bisa tergilas kemajuan zaman.
Hal-hal yang ngga kepikiran sebelumnya akhirnya kepikiran juga dari artikel ini, terimakasih ya kak sudah berbagi tips:)
BalasHapus