Minggu, 08 September 2019

# Buku # crowdstroia

Berdiri Setegar Varsha

Apa yang paling menakutkan bagi wanita sudah berusia tiga puluh tahun? Mendapatkan pertanyaan kapan menikah.

Pada titik saat kepercayaan diri terjun bebas ke dasar jurang berganti dengan rendah diri yang kadarnya menjulang setinggi gunung Himalaya, membuat kaum hawa berkubang dalam keputusasaan.
Berlenggak lenggok dengan tebaran wangi bunga sehingga kumbang bergerak mendekat. Tak perlu berpikir panjang apakah itu lebah madu atau tawon penyengat, selama jantan cukup langsung terkam. Menghalalkan segala cara agar terhindar dari menjawab pertanyaan keramat.
Varsha, mewakili sedikit wanita yang legowo dalam menyikapi kesendirian di usianya yang semakin dewasa. Tak selalu mengabaikan tapi juga tidak memasukkan dalam hati tentang pernyataan orang bahwa kesuksesan karirnya harus menumbalkan sisi kehidupannya, jodoh.
Pun bukan seseorang yang membenci pertemuan keluarga karena bosan dengan cercaan kerabat karena kesendiriannya. Cukup melebarkan senyum dan menulikan telinga maka semua akan berjalan baik-baik saja.
Bukan pula menjadi seorang yang munafik. Bersikap kuat didepan orang kemudian menangis meraung-raung dalam dekapan bantal diiringi lagu sendu yang membuatnya semakin terpuruk menerima kekalahan dalam bursa jodoh.
Tidak pula termasuk golongan wanita penuh trauma. Yang hanya bisa menyalahkan semesta apalagi Tuhan atas konspirasinya sehingga membuatnya jauh dengan keberanian berkomitmen.
Varsha bukanlah wanita yang demikian. Dia tidak merasa dikejar waktu untuk menikah. Tidak merasa rendah diri karena belum memiliki pasangan. Pun bukan seorang yang ambisius dengan karir.

Gue nggak mengecilkan kekuasaan Tuhan, gue cuma … berusaha untuk ikhlas, Hel. Gue nggak mau menuntut jodoh ini-itu. Jika Tuhan memberi gue kesempatan untuk bertemu jodoh di dunia, gue minta tolong kepada-Nya untuk didekatkan. Tapi, jika Tuhan ingin mempertemukan jodoh gue di akhirat, gue ikhlas. (Halaman 65)

Dia hanya menggunakan setiap kesempatan yang dimiliki dalam hidup secara optimal. Membuat pencapaian dalam hidup juga karir yang belum tentu datang kembali. Memberikan seluruh cinta pasangan dan menjadikannya sebagai pusat kehidupan memang masih dalam rencana Tuhan. Namun semua itu hanya sebagian kecil dari cinta.  Ada banyak sekali bagian cinta yang bisa Varsha rasakan. Mencintai keponakannya seperti anaknya sendiri meski dia tidak pernah tahu rasanya menjadi ibu. Mencintai keluarganya, adiknya juga ibunya, panutan dalam hidupnya. Ayahnya? Sudah termasuk kedalam mencintai keluarga, bukan? 


Crowdstroia menuliskan kisah Varsha dengan sederhana. Meski tidak cukup rumit untuk menampilkan kompleksnya persoalan yang dihadapi wanita dewasa. Pemilihan kata yang dekat dengan kehidupan pembaca cukup mudah untuk menghidupkan sosok Varsha dalam imaginasi.
Hanya saja kesederhanaan ini gagal digunakan saat membangun emosi pada fase Varsha kehilangan ibunya. Sosok perempuan yang membuatnya tetap tegar dan tumbuh menjadi wanita kuat.
Meski, ya, saya tetap larut dan meneteskan air mata membaca narasi duka dan kehilangan. Poin ini bisa diabaikan karena tingkat kepekaan seseorang berbeda.
Nona Teh dan Tuan Kopi menjadi judul dari buku ini. bahkan sampul buku pun menggunakan daun teh dan biji kopi menyerupai lambang yin dan yang. Hal ini pula yang memberi magnet kuat bagi saya untuk membelinya. Hanya saja jangan berharap akan mendapatkan banyak informasi mengenai dua jenis minuman tadi. Kedua minuman tersebut hanya menjadi minuman kesukaan tokoh utama. Informasi khusus tentang minuman tersebut terlalu sedikit diberikan sehingga pembaca tidak pernah menyangka bahwa ada keterkaitannya dalam cerita.
Bagi penyuka genre misteri, dibagian akhir buku ini akan menemukannya. Meski untuk saya sedikit dipaksakan. Meski demikian saya pun dibuat gemas dengan mengikuti setiap langkah yang dituliskan hanya untuk membuktikan kebenarannya.
Untuk mereka yang mengalami jalan hidup serupa dengan Varsha, membaca buku ini menjadi keharusan. Melihat dari sudut pandang Varsha akan membuat pemahaman baru bahwa menikah bukan hanya persoalan waktu dan usia tapi keikhlasan menerima takdir Tuhan.

Yang paling akhir adalah after taste usai membaca novel ini adalah kuning. Karena hanya nona teh yang banyak dibicarakan sementara Tuan Kopi hanya muncul sekejap sehingga meninggalkan penasaran untuk segera membaca sekuelnya. 

14 komentar:

  1. Bocoran kisah Varsha irit banget Mbak. Jadi penasaran ini kisah misteri atau kisah asmara antara Mbak yang suka teh dan Mas yang suka kopi. Lho...malah ada sekuelnya...
    Tambah penasaran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca yukkk... Bukan kisah yang menye-menye kok, kelihatan dewasanya. Pola pikirnya Maksudnya hehehe

      Hapus
  2. Ending ulasan ini menyebutkan sekuel..
    Hmm,apakah ini jenis novel berseri?
    Jadi penasaran sama ceritanya
    Info bukunya pun tak ada..
    Ulasannya pun bikin penasaran juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Berseri yg panjang kok. Ini kayanya terlalu panjang untuk Jadi 1 buku makanya dipecah. Info buku aku masukin Di gambar, kayanya kurang jelas ya makanya nggak kebaca

      Hapus
  3. Penasaran juga kisah lengkapnya bagaimana ini

    BalasHapus
  4. Aku suka judul bukunya, Nona Teh dan Tuan Kopi. Ya...ya sepakat sih bakal lebih seru seandainya bahasan Teh dan kopi dibahas secara filosofis di buku ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, aku pun sempet ngira gitu pas lihat sampulnya. Tapi yang sedikit nggak mengurangi cerita kok

      Hapus
  5. Hallo Mba Yenny nama kita sama ya. Sama-sama dalam pengucapannya hanya beda ejaannya aja hihihi. Salam kenal ya 😍. Tulisan Mba Yenny bagus, udah lama kah nulisnya? Tulisannya enak dibaca soalnya 👍😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih. nama sejuta umat hehehe. salam kenal juga mbak yeni. udah lama banget, dari sd nulis diary hehehe belum lama sih. baru beneran fokus awal tahun ini. saya kadang main ke blog mbak juga. kaya lagi berkaca

      Hapus
  6. Sudah lama tahu ttg novel ini, karena judulnya asyik, jadi aku tertarik. Tetapi, aku memang baru tahu sinopsisnya setelah baca review Mbak Yenny. Overall, recommended nggak buat dibeli?

    BalasHapus
  7. tergantung selera sih mbak. karena saya doyan novel romance, segala macam juga dibaca. cuma kalau mau beli ini langsung sama yang arkais biar nggak nanggung pas baca. nah yang arkais ini lebih emosional, sisi keibuan kita itu dilibatkan banget. apalagi kalau suka yang tema-tema mental illness gitu

    BalasHapus
  8. Romance atau misteri mb? Ulasan yang keren tanpa spoiler cerita nih mbak. Aku kepo karena di awal ulasan berbicara soal kapan menikah. Itu pertanyaan basi banget kalau ditanyakan untuk para jomblo. Hehehe

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates