Senin, 16 September 2019

# Aghniny Haque # Buku

Getirnya Menyempurnakan Iman

Setelah menikah beberapa tahun lalu, tema pernikahan menjadi sangat menarik. Baik dalam bentuk visual maupun tulisan. Weeding Agreement menjadi salah satu judul buku yang akhirnya saya baca setelah filmnya ditayangkan. Alasan yang lebih sepele lagi adalah karena saya tidak bisa menyaksikannya di bioskop.
Tentu saja yang paling utama adalah buku biasanya memiliki cerita lebih lengkap. Juga untuk beberapa cerita saya merasa bisa lebih emosional dengan membaca dari pada melihatnya dalam bentuk grafis. Ditambah lagi setelah mengikuti bedah buku dari penulisnya langung. Sehingga tidak ada kesempatan berpikir ulang untuk membelinya. Karena lepas acara tersebut selesai saya menjadi salah satu dari ribuan orang yang memesannya.



Mia Chuz mengisahkan kehidupan rumah tangga Btari Hapsari dengan Bian. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan keluarga. Sehingga keduanya tidak saling mencintai saat menjalani kehidupan rumah tangga.
Witing tresno jalaran soko kulino, pepatah jawa itu benar adanya. Namun tidak semudah itu yang dialami oleh Tari dan Bian.
Baru beberapa jam menikah, Tari menerima sebuah dokumen dari Bian. Secarik kertas yang mampu menggoyahkan keteguhan hati Tari tapi juga menguatkan diwaktu bersamaan. Bian memberinya sebuah kesepakan pernikahan. Bian meminta Tari untuk menjalankan semua poin  yang ada di dalam perjanjian tersebut sebelum pernikahan ini berakhir satu tahun yang akan datang.
Wanita mana yang tidak kecewa mengetahi bahwa pernikahan hanya menjadi sebuah permainan yang bisa berakhir setiap saat. Karena bagi Tari pernikahan itu sesuatu yang suci. Yang dibangun atas dasar iman. Yang akan menyempurnakan iman setiap muslim.
Tidak ada pilihan lain selain memenuhi keinginan Bian. Meski Tari tahu semua itu bertentangan dengan nuraninya. Tapi bisa apa lagi? semua upayanya selalu mendapat penolakan. Sarapan yang Tari siapkan tidak pernah tersentuh. Bahkan mencuci pakaian Bian pun Tari hanya mendapat omelan. Kadang bentakan Bian pun Tari terima ketika membersihkan kamarnya.
Apakah cukup sampai disana? Tidak. Tari bahkan harus berperan menjadi seorang istri yang bahagia yang menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia. Tidak hanya dihadapan keluarga Bian tapi juga didepan keluarganya sendiri.
Bagian terburuk yang Tari terima bukanlah tidak dicintai Bian. Melainkan hadirnya wanita lain dalam biduk rumah tangga. Bahkan sosok wanita itu sudah hadir sebelum pernikahan itu berlangsung. Perempuan yang akhirnya Tari ketahui menjadi sumber penyebab suaminya tidak menghargai pernikahan mereka.
Akankah Tari bertahan meski tidak pernah menjadi wanita dalam hidup Bian?



Kisah Tari ini ditulis hingga mencapai 350 halaman lebih. Menggunakan bahasa yang sangat sederhana. Yang setiap hari digunakan pembaca. Sehingga seperti sedang mendengar cerita dari seorang sahabat.
Kehidupan Tari digambarkan sangat religious. Hijab yang sudah dikenakan semenjak bangku sekolah menengah. Kemudian kewajiban-kewajiban seorang muslim yang tidak pernah ditinggalakan. Semuanya selaras dengan sudut pandang dan sikap Tari. Meski tidak menjadi seorang istri yang normal, tidak lantas membuatnya menjadi seorang istri pembangkang. Ia merupakan representative seorang istri soleha jaman digital.
Sejujurnya saya sedikit terganggu dengan keberadaan bahasa asing yang digunakan dalam percakapan. Entah mengapa hal itu seperti tidak menyatu dan sedikit dipaksakan. Bahkan dibeberapa adegan cenderung mengganggu kelekatan emosi saat membaca.
Apresiasi yang luar biasa kepada Naniko Publishing dan CV. RinMedia. Kualitas bukunya sangat bagus. Cetakannya terbaca dengan jelas dengan ukuran huruf yang pas. Sangat nyaman sekali saat membaca. Selain itu jilidan bukunya yang sangat kuat. Menurut saya novel ini memiliki kualitas fisik terbaik dari seluruh buku yang saya miliki.
After taste setelah membaca buku ini adalah light yellow.
Yang suka dengan kisah cinta mainstream dengan sedikit konflik layak menjadikan novel ini sebagai salah satu koleksi. Karena saat membacanya tidak perlu berpikir keras. Cukup menyediakan waktu dan menyiapkan hati dan tisu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates