Selasa, 24 September 2019

# bukuelex # Figure

SATU JAM BERSAMA MBAK OLLY, PENULIS NOVEL JUST THE PERSON I LOVED BEFORE

Sekilas Tentang Mbak Olly
Seorang professional engineer yang lahir di Malang, Jawa Timur. Selama lebih dari 10 tahun bekerja menangani proyek-proyek infrastruktur di berbagai pulai di Indonesia. Pada tahun 2012, Mbak Olly memutuskan untuk berhenti dari dunia engineer dan fokus mengurus keluarga.
Selain menjadi ibu rumah tangga, Mbak Olly juga mengelola beberapa lembaga pendidikan dan sosial. Seperti kebanyakan penulis lainnya, Mbak Olly menyukai dunia kepenulisan. Melalui blog dan platform menulis, Mbak Olly mengasah kemampuannya.

Dua karyanya sudah diterbitkan oleh penerbit mayor. Tough Love dan Just The Person I loved Before diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo. Beberapa buku lain seperti Thousand Sheets,Marriage by Arrangement, Run To You, dan Love Story diterbitkan secara self publish.

Pengalaman menulis di platform menulis
Novel Just The Person I Loved Before merupakan salah satu karyanya yang di-publish pertama kali melalui Wattpad (WP). Yang kemudian dicetak menjadi buku dan diterbitkan di penerbit Mayor. Mbak Olly mengatakan bahwa menulis di WP menyenangkan dan mudah.
WP menjadi salah satu wadah Mbak Olly menulis draft cerita. Dari draft kasar yang belum melalui proses penyuntingan itu Mbak Olly justru mendapatkan banyak manfaat. Sebagian besar pembacanya memberikan koreksi baik salah ketik maupun isi cerita melalui kolom komentar. Hal ini sangat membantunya dalam melakukan self-editing. Selain itu komentar-komentar tersebut juga memberikan energi untuk terus semangat menulis.

Menulis buku adalah proses kreatif
Berbeda dengan pabrik yang bekerja untuk menghasilkan suatu produk. Menulis tidaklah demikian. Sehingga Mbak Olly menyebutnya sebagai proses kreatif.
Mengawali dengan membuat premis, terciptalah Sissy Amelia berusia 14 tahun yang merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya pada Bram, kakak dari Nita sahabatnya. Sayang sekali perasaannya tersebut tidak berbalas. Bram hanya menganggap Sissy tak lebih dari seorang remaja  manja yang menyebalkan dan memberi pengaruh buruk pada Nita.
Kebencian itu tumbuh bersemi hingga mereka dewasa. Setiap pertemuan tidak pernah terlewati dengan sebuah pertengkaran. Yang akhirnya membuat Sissy memutuskan untuk move on dari Bram.
Menulis novel pun membutuhkan riset. Meski sebagian besar merupakan khayalan dari penulis. Tapi Mbak Olly mengumpulkan banyak informasi untuk tulisannya, Salah satunya untuk membuat karakternya hidup.
Diceritakan bahwa tokoh Bram merupakan seorang dokter. Sebuah profesi yang jauh diluar kemampuan Mbak Olly yang pernah menjadi engineer. Kesulitan tersebut bukanlah halangan yang tidak bisa ditaklukan. Melalui sebuah wawancara dengan kawan yang berprofesi dokter mbak Olly mendapatkan informasi. Meski hanya sedikit dan dirasa kurang untuk digunakan sebagai bahan tulisan. Namun mbak Olly memiliki trik khusus yaitu mendeskripsikan karakter Bram sebagai seorang dokter melalui sudut pandang Olly yang tidak memiliki latar belakang medis. Lebih seperti kesan dari seorang dokter dimata orang awam
Menurut saya ini merupakan trik yang cukup cerdas. Kita tahu bahwa profesi dokter bukan profesi sembarang. Ilmunya pun khusus dan sulit yang tidak mudah dipahami. Bagi saya menulis itu harus memiliki 2 kemampuan pemahaman. Yang pertama adalah pemahaman untuk diri sendiri. Yang berisi tentang pengetahuan asli dengan bahasa-bahasa khusus seperti dokter berarti harus mengetahui istilah-istilah medis. Yang kedua adalah menyampaikan pemahaman pertama agar lebih mudah dipahami. Misalnya ketika menulis tentang seorang pasien mengalami gejala appendicitistidak banyak yang mengetahui istilah medis tersebut sehingga perlu menyederhanakan bahasa agar lebih mudah dipahami seperti usus buntu.  

Mainstream? Why not?
Menulislah apa yang kamu suka. Mbak Olly pun menggunakan hal serupa hampir disemua karyanya. Dan tema percintaan adalah yang paling mudah ditulis. Sehingga proses menulis pun mengalir dan sangat dinikmatinya. Sebuah profesi tidak akan menyenangkan jika tidak dinikmati, bukan?
Tema ini memang sangat banyak sekali. Saking banyaknya hampir semua genre pasti menyelipkan sisi percintaan, meski sedikit. Bahkan novel dengan tema yang cukup berat seperti karya Dan Brown saja memberikan sentuhan asmara pada pemainnya. Atau novel sejarah karya Langit Kresna Hariadi yang berjudul Gajah Mada juga membuat seorang tokoh fiksi yang sedang jatuh cinta.
Tidak perlu takut membuat cerita pasaran kata Mbak Olly. Ide boleh sama tapi cara menulis, sudut pandang dan banyak elemen lain yang membuat hasilnya berbeda. Kalau Mbak Olly menyebutnya, pede aja.
Ada banyak sekali buku-buku bagus di luar sana. yang mendatangkan popularitas bagi penulisnya. Bahkan dari kejeniusan penulis tersebut karakter fiktif yang diciptakan mampu hidup dalam kenangan pembaca. Namun keahlian tersebut hanya memberikan sebagian dampak saja. kepribadian penulislah yang mampu membuat semua itu terjadi. Mereka percaya bahwa karya mereka mampu memberikan manfaat pada pembaca.

Kalau bukan kita yang bangga, siapa lagi?

4 komentar:

  1. Saya suka mbak Yenny mengulas penulis selain mengupas bukunya. Dan setuju, kepribadian penulis mampu membuat tulisan itu hidup. Seperti mbak Olly yang diceritakan di sini. Bikin saya jadi penasaran membaca salah satu karyanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih perlu banyak belajar mbak. apalagi sama mbak dian, duuhh saya klo baca blog mbak dian tuh suka gini "jadi gitu tho" "jadi gini tho" suka duplikat cara nulisnya mbak. asik dan santai

      Hapus
  2. Hehehe,,, yuni suka menulis. Tapi nggak ngerti, apakah cerita yang yuni tulis itu menarik atau tidak? Saat ini sih yuni menulis dengan lingkungan yang mirip di sekitar yuni. Jadi ya begitulah.

    Mungkin ke depan, yuni kudu nyontoh mbak Olly. Biar kualitas tulisan yuni lebih kece.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. ngikutin jejak penulis yang lebih dulu bisa jadi langkah awal

      Hapus

Follow Us @soratemplates