Sekilas Tentang Mbak
Olly
Seorang professional engineer yang lahir di Malang, Jawa Timur. Selama lebih
dari 10 tahun bekerja menangani proyek-proyek infrastruktur di berbagai pulai di
Indonesia. Pada tahun 2012, Mbak Olly memutuskan untuk berhenti dari dunia engineer dan fokus mengurus keluarga.
Selain menjadi ibu rumah tangga, Mbak
Olly juga mengelola beberapa lembaga pendidikan dan sosial. Seperti kebanyakan
penulis lainnya, Mbak Olly menyukai dunia kepenulisan. Melalui blog dan
platform menulis, Mbak Olly mengasah kemampuannya.
Dua karyanya sudah diterbitkan oleh
penerbit mayor. Tough Love dan Just The Person I loved Before diterbitkan
oleh Elexmedia Komputindo. Beberapa buku lain seperti Thousand Sheets,Marriage by Arrangement, Run To You, dan Love Story
diterbitkan secara self publish.
Pengalaman menulis di
platform menulis
Novel
Just The Person I Loved Before
merupakan salah satu karyanya yang di-publish
pertama kali melalui Wattpad (WP). Yang kemudian dicetak menjadi buku dan diterbitkan
di penerbit Mayor. Mbak Olly mengatakan bahwa menulis di WP menyenangkan dan
mudah.
WP menjadi salah satu wadah Mbak Olly
menulis draft cerita. Dari draft kasar yang belum melalui proses
penyuntingan itu Mbak Olly justru mendapatkan banyak manfaat. Sebagian besar
pembacanya memberikan koreksi baik salah ketik maupun isi cerita melalui kolom
komentar. Hal ini sangat membantunya dalam melakukan self-editing. Selain itu komentar-komentar tersebut juga memberikan
energi untuk terus semangat menulis.
Menulis buku adalah
proses kreatif
Berbeda dengan pabrik yang bekerja
untuk menghasilkan suatu produk. Menulis tidaklah demikian. Sehingga Mbak Olly
menyebutnya sebagai proses kreatif.
Mengawali dengan membuat premis,
terciptalah Sissy Amelia berusia 14 tahun yang merasakan jatuh cinta untuk
pertama kalinya pada Bram, kakak dari Nita sahabatnya. Sayang sekali
perasaannya tersebut tidak berbalas. Bram hanya menganggap Sissy tak lebih dari
seorang remaja manja yang menyebalkan
dan memberi pengaruh buruk pada Nita.
Kebencian itu tumbuh bersemi hingga
mereka dewasa. Setiap pertemuan tidak pernah terlewati dengan sebuah
pertengkaran. Yang akhirnya membuat Sissy memutuskan untuk move on dari Bram.
Menulis novel pun membutuhkan riset. Meski
sebagian besar merupakan khayalan dari penulis. Tapi Mbak Olly mengumpulkan
banyak informasi untuk tulisannya, Salah satunya untuk membuat karakternya
hidup.
Diceritakan bahwa tokoh Bram merupakan
seorang dokter. Sebuah profesi yang jauh diluar kemampuan Mbak Olly yang pernah
menjadi engineer. Kesulitan tersebut bukanlah halangan yang tidak bisa
ditaklukan. Melalui sebuah wawancara dengan kawan yang berprofesi dokter mbak
Olly mendapatkan informasi. Meski hanya sedikit dan dirasa kurang untuk
digunakan sebagai bahan tulisan. Namun mbak Olly memiliki trik khusus yaitu
mendeskripsikan karakter Bram sebagai seorang dokter melalui sudut pandang Olly
yang tidak memiliki latar belakang medis. Lebih seperti kesan dari seorang
dokter dimata orang awam
Menurut saya ini merupakan trik yang
cukup cerdas. Kita tahu bahwa profesi dokter bukan profesi sembarang. Ilmunya pun
khusus dan sulit yang tidak mudah dipahami. Bagi saya menulis itu harus
memiliki 2 kemampuan pemahaman. Yang pertama adalah pemahaman untuk diri
sendiri. Yang berisi tentang pengetahuan asli dengan bahasa-bahasa khusus
seperti dokter berarti harus mengetahui istilah-istilah medis. Yang kedua
adalah menyampaikan pemahaman pertama agar lebih mudah dipahami. Misalnya
ketika menulis tentang seorang pasien mengalami gejala appendicitistidak banyak yang mengetahui istilah medis tersebut sehingga
perlu menyederhanakan bahasa agar lebih mudah dipahami seperti usus buntu.
Mainstream? Why not?
Menulislah apa yang kamu suka. Mbak
Olly pun menggunakan hal serupa hampir disemua karyanya. Dan tema percintaan
adalah yang paling mudah ditulis. Sehingga proses menulis pun mengalir dan
sangat dinikmatinya. Sebuah profesi tidak akan menyenangkan jika tidak
dinikmati, bukan?
Tema ini memang sangat banyak sekali. Saking
banyaknya hampir semua genre pasti
menyelipkan sisi percintaan, meski sedikit. Bahkan novel dengan tema yang cukup
berat seperti karya Dan Brown saja memberikan sentuhan asmara pada pemainnya. Atau
novel sejarah karya Langit Kresna Hariadi yang berjudul Gajah Mada juga membuat
seorang tokoh fiksi yang sedang jatuh cinta.
Tidak perlu takut membuat cerita
pasaran kata Mbak Olly. Ide boleh sama tapi cara menulis, sudut pandang dan banyak
elemen lain yang membuat hasilnya berbeda. Kalau Mbak Olly menyebutnya, pede aja.
Ada banyak sekali buku-buku bagus di
luar sana. yang mendatangkan popularitas bagi penulisnya. Bahkan dari
kejeniusan penulis tersebut karakter fiktif yang diciptakan mampu hidup dalam kenangan
pembaca. Namun keahlian tersebut hanya memberikan sebagian dampak saja.
kepribadian penulislah yang mampu membuat semua itu terjadi. Mereka percaya
bahwa karya mereka mampu memberikan manfaat pada pembaca.
Kalau bukan kita yang bangga, siapa
lagi?
Saya suka mbak Yenny mengulas penulis selain mengupas bukunya. Dan setuju, kepribadian penulis mampu membuat tulisan itu hidup. Seperti mbak Olly yang diceritakan di sini. Bikin saya jadi penasaran membaca salah satu karyanya.
BalasHapusMasih perlu banyak belajar mbak. apalagi sama mbak dian, duuhh saya klo baca blog mbak dian tuh suka gini "jadi gitu tho" "jadi gini tho" suka duplikat cara nulisnya mbak. asik dan santai
HapusHehehe,,, yuni suka menulis. Tapi nggak ngerti, apakah cerita yang yuni tulis itu menarik atau tidak? Saat ini sih yuni menulis dengan lingkungan yang mirip di sekitar yuni. Jadi ya begitulah.
BalasHapusMungkin ke depan, yuni kudu nyontoh mbak Olly. Biar kualitas tulisan yuni lebih kece.
Iya mbak. ngikutin jejak penulis yang lebih dulu bisa jadi langkah awal
Hapus