Abang,
Tahu enggak? Di grup
lagi ramai ngobrolin kakak tingkat kita yang meninggal. Ndis nggak kenal sih.
Cuma rasanya Ndul yang kenal. Ndis bahkan sampe browsing untuk memastikan wajahnya. Dan beneran dia. Sayang ndul
nggak ingat. Coba ingat. Kadar kekerenan Ndis bisa mencapai maksimal. Ndis tahu
seseorang yang kenal ndul sebelum kita kenal, bahkan menyadari kita ada didunia
ini (lebay deh…).
Tapi dari pencarian
tadi, Ndis justru menemukan foto lama Ndul. Sebagian besar hasil postingan Ndis dan sangat sedikit postingan Ndul. Wah… transformasi Ndul
benar-benar beda banget dari tahun ke tahun. Ndis nggak nyebut soal perut ya …
(hehehe)
Kalau lihat foto-foto
dulu tuh, Ndis jadi pengen masuk ke lorong waktu. Kembali sejenak ke masa kita
yang hanya tahu what should we do right
now. Nggak ada mikir sebab
akibat. Rasanya benar-benar bebas meski setelahnya kebingungan lain tiba-tiba
muncul bersamaan. Tugas yang belum selesai, belum belajar buat ujian, bahkan
kehabisan uang.
Ndis nggak pernah menyangka pernah bertahan
dikondisi seperti itu dan menikmatinya.
Ingat nggak? Kita
pernah malam-malam pergi ke puncak bareng 2 temen kita (Resi dan Yasser) cuma
buat makan mi rebus. Rasanya mereka sering banget muncul di hidup kita ya?
Seperti Sersan Seo dan Letnan Yoon. Sementara kapten Yoo dan Dr. Kang itu kita
(hahaha Halu tingkat tinggi tapi serius)
Ndis lupa awalnya
gimana. Yang jelas waktu itu Ndul lagi ada mobil sewaan yang baru balik (ingat
banget Ndis, kita pernah hidup dari hasil kerja Ndul nyewain mobil). Padahal
masih ada sisa waktu sebelum waktu sewa habis. 10 jam. Bayangkan bisa ngapain
aja coba waktu segitu. Mana malam lagi. jalanan pasti lengang.
Sebenarnya nggak ke
puncak juga sih tujuannya. Cuma muter-muter Bogor aja. Cuma semua rencana
selalu berubah saat dijalani.
Ingat banget Ndis,
waktu itu kita masuk ke Bogor Nirwana Residence (BNR) komplek perumahan elit
milik Bakri Grup yang masih dalam tahap pembangunan. Rumahnya gede-gede banget.
Dibandingin sama Taman Yasmin yang sering Ndul datangan kalau ngajar les mah
jauh. Kita sampe ngebayangin punya satu
unit disana. Halu banget kan?
Ya namanya anak
kuliahan, halu itu wajar. Harus malah. Bagaimana pun juga semua hal berawal
dari sebuh mimpi. Entah mimpi yang mana yang membawa kita hingga di titik ini.
Dan ada banyak sekali titik yang harus kita hinggapi nanti. Jadi marilah kita
bermimpi seperti saat masih menjadi seorang manusia diawal 20-an. Yang bebas
tanpa perlu memikirkan kejadian setelahnya.
Malam itu Ndis muntah
dimobil. Ingat banget Ndis rasanya dan baunya. Iihhh its yucky. Lupa dijalan mana tapi bisa jadi masih dikomplek
perumahan itu. Ya … waktu itu Ndis masih mabok kendaraan sih sesekali. Pas udah
lulus kuliah dan tiap hari harus naik turun kendaraan ya hilang juga itu
sindrom.
Karena insiden muntah
itu pergilah kita ke puncak. Ke masjid Atta’Awun. Ndis ditemenin Resi buat
bersih-bersih sekalian sholat isya.
Satu hal yang Ndis
nggak pernah nyesel berkawan dengan kawan-kawan kita yang katanya Geng Atas.
Semuanya ingat ibadah.Yang non muslim ingetin sholat, yang muslim ingetin yang
non muslim buat ibadah. Bahkan klo ada yang nggak ibadah bisa jadi bahan bully. Sesimple itu toleransi diantara kita dan baik-baik aja sampe
sekarang.
Selesai bersih-bersih
kita cari warung buat pesen yang hangat-hangat. Apalagi selain mi rebus
(hahaha). Mungkin sering aktif dimalam hari bikin Ndis akhirnya bener-bener
suka makan mi instan. Dulu mah biasa aja. Kehitung yang jarang makan mi instan
malah.
Ahh … aktif dimalam hari. Benar-benar kebiasaan yang terbentuk bukan saja dari tongkrongan tapi memang tuntukan pendidikan yang kita tempuh. Bagaimana melakukan pengamatan untuk jenis satwa nocturnal kalo kita nggak mengikuti pola hidup mereka? (lain kali akan diceritakan)
Potongan kecil itu
masih membuat Ndis tersenyum saat mengingatnya.
Ndis bersyukur
diberikan ingatan kuat untuk menyimpan semua kenangan itu.
Juga karena hidup di
jaman modern yang mengenal kamera sehingga momen-momen itu masih terekam jelas.
Dan media sosial. Terima kasih sudah menyimpan dan mengingatkan bahwa kami
pernah memiliki masa muda yang indah. Masa muda yang penuh dengan idealis.
Sebuah kekayaan yang sulit kita pertahankan dengan bertambahnya usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar