Selasa, 24 September 2019

# anak muda # geng atas

SETIAP MOMOENT ITU BERHARGA

Abang,
Tahu enggak? Di grup lagi ramai ngobrolin kakak tingkat kita yang meninggal. Ndis nggak kenal sih. Cuma rasanya Ndul yang kenal. Ndis bahkan sampe browsing untuk memastikan wajahnya. Dan beneran dia. Sayang ndul nggak ingat. Coba ingat. Kadar kekerenan Ndis bisa mencapai maksimal. Ndis tahu seseorang yang kenal ndul sebelum kita kenal, bahkan menyadari kita ada didunia ini (lebay deh…).
Tapi dari pencarian tadi, Ndis justru menemukan foto lama Ndul. Sebagian besar hasil postingan Ndis dan sangat sedikit postingan Ndul. Wah… transformasi Ndul benar-benar beda banget dari tahun ke tahun. Ndis nggak nyebut soal perut ya … (hehehe)
Kalau lihat foto-foto dulu tuh, Ndis jadi pengen masuk ke lorong waktu. Kembali sejenak ke masa kita yang hanya tahu what should we do right now. Nggak ada mikir sebab akibat. Rasanya benar-benar bebas meski setelahnya kebingungan lain tiba-tiba muncul bersamaan. Tugas yang belum selesai, belum belajar buat ujian, bahkan kehabisan uang.
Ndis nggak pernah menyangka pernah bertahan dikondisi seperti itu dan menikmatinya.
Ingat nggak? Kita pernah malam-malam pergi ke puncak bareng 2 temen kita (Resi dan Yasser) cuma buat makan mi rebus. Rasanya mereka sering banget muncul di hidup kita ya? Seperti Sersan Seo dan Letnan Yoon. Sementara kapten Yoo dan Dr. Kang itu kita (hahaha Halu tingkat tinggi tapi serius)
Ndis lupa awalnya gimana. Yang jelas waktu itu Ndul lagi ada mobil sewaan yang baru balik (ingat banget Ndis, kita pernah hidup dari hasil kerja Ndul nyewain mobil). Padahal masih ada sisa waktu sebelum waktu sewa habis. 10 jam. Bayangkan bisa ngapain aja coba waktu segitu. Mana malam lagi. jalanan pasti lengang.
Sebenarnya nggak ke puncak juga sih tujuannya. Cuma muter-muter Bogor aja. Cuma semua rencana selalu berubah saat dijalani.
Ingat banget Ndis, waktu itu kita masuk ke Bogor Nirwana Residence (BNR) komplek perumahan elit milik Bakri Grup yang masih dalam tahap pembangunan. Rumahnya gede-gede banget. Dibandingin sama Taman Yasmin yang sering Ndul datangan kalau ngajar les mah jauh.  Kita sampe ngebayangin punya satu unit disana. Halu banget kan?
Ya namanya anak kuliahan, halu itu wajar. Harus malah. Bagaimana pun juga semua hal berawal dari sebuh mimpi. Entah mimpi yang mana yang membawa kita hingga di titik ini. Dan ada banyak sekali titik yang harus kita hinggapi nanti. Jadi marilah kita bermimpi seperti saat masih menjadi seorang manusia diawal 20-an. Yang bebas tanpa perlu memikirkan kejadian setelahnya.
Malam itu Ndis muntah dimobil. Ingat banget Ndis rasanya dan baunya. Iihhh its yucky. Lupa dijalan mana tapi bisa jadi masih dikomplek perumahan itu. Ya … waktu itu Ndis masih mabok kendaraan sih sesekali. Pas udah lulus kuliah dan tiap hari harus naik turun kendaraan ya hilang juga itu sindrom.
Karena insiden muntah itu pergilah kita ke puncak. Ke masjid Atta’Awun. Ndis ditemenin Resi buat bersih-bersih sekalian sholat isya.
Satu hal yang Ndis nggak pernah nyesel berkawan dengan kawan-kawan kita yang katanya Geng Atas. Semuanya ingat ibadah.Yang non muslim ingetin sholat, yang muslim ingetin yang non muslim buat ibadah. Bahkan klo ada yang nggak ibadah bisa jadi bahan bully. Sesimple itu toleransi diantara kita dan baik-baik aja sampe sekarang.
Selesai bersih-bersih kita cari warung buat pesen yang hangat-hangat. Apalagi selain mi rebus (hahaha). Mungkin sering aktif dimalam hari bikin Ndis akhirnya bener-bener suka makan mi instan. Dulu mah biasa aja. Kehitung yang jarang makan mi instan malah.



Ahh … aktif dimalam hari. Benar-benar kebiasaan yang terbentuk bukan saja dari tongkrongan tapi memang tuntukan pendidikan yang kita tempuh. Bagaimana melakukan pengamatan untuk jenis satwa nocturnal kalo kita nggak mengikuti pola hidup mereka? (lain kali akan diceritakan)
Potongan kecil itu masih membuat Ndis tersenyum saat mengingatnya.
Ndis bersyukur diberikan ingatan kuat untuk menyimpan semua kenangan itu.

Juga karena hidup di jaman modern yang mengenal kamera sehingga momen-momen itu masih terekam jelas. Dan media sosial. Terima kasih sudah menyimpan dan mengingatkan bahwa kami pernah memiliki masa muda yang indah. Masa muda yang penuh dengan idealis. Sebuah kekayaan yang sulit kita pertahankan dengan bertambahnya usia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates