Kamis, 12 September 2019

# Aqessa Aninda # Buku

Diam Bukan Tak Cinta


Wajah rupawan tidak menjamin mendekatnya jodoh. Satrya, sepertinya cocok dengan ungkapan itu.
“Orang ganteng mah gampang”
Sering mendapat komentar dari teman-temannya mengenai mudahnya perempuan untuk dekat dengannya. Namun siapa yang mengira bahwa nasib percintaannya tidak setampan wajahnya. Lihat saja di usia menjelang 30 tahun Satrya masih sendiri, bahkan sahabat yang diam-diam disukainya pun memilih laki-laki lain sebagai suami. hingga akhirnya dia bertemu dengan gadis yang sangat mirip dengan sahabatnya.
Berbeda dengan Athaya. Satu-satunya perempuan yang bekerja sebagai IT analyst . Masuk kedalam golongan mid class. Tidak dibatas atas atau batas bawah standar stereotype wanita cantik Indonesia. Kalau semua jenis wanita dikumpulin maka perlu kejelian untuk menemukan keistimewaan Athaya.
Nah, kalau Ghilman ini satu level dengan Athaya. Tapi dia punya sisi yang terlalu menarik untuk masuk kedalam golongan tengah. Secara Ghilman ini termasuk cowok dengan pengendalian diri yang sangat baik. Diselingkuhin sampai pacarnya hamil pun dia masih bisa kontrol emosi. Bukan yang marah-marah apalagi ngamuk sampai main pukul tembok sembarangan. Jenis cowok yang kalem tapi tegas diwaktu yang tepat.
Kalau saya disuruh milih antara Ghilman dan Satrya, ya, pasti jawabannya Ghilman. hehehe
Ini bukan kisah cinta segitiga yang emosional yang menguras air mata. Yang tokohnya harus menjadi orang yang merana berhari-hari. Bukan juga perlombaan memenangkan hati seorang gadis. Benar-benar kisah cinta yang dewasa. Yang kekanakkan hanya milik Geng Fogging hehehe. Jadi kalau berharap ada adegan romantis seperti di sinetron jawabannya pasti enggak ada.
Geng Fogging ini laki-laki generasi muda yang punya kebiasaan sama yaitu merokok. Satrya dan Ghilman masuk didalamnya karena mereka semua satu kantor hanya berbeda divisi saja. Sisi komedi yang bikin ketawa itu sumbernya dari mereka ini. 






Yang paling saya suka dari novel setebal 345 halaman ini adalah karakter tokohnya yang sangat kuat. baik itu tokoh utama maupun tokoh pendukung. Penguatan itu tidak hanya dibangun melalui deskripsi fisik tapi juga melalui sudut pandang orang lain, dialog dan cara berpikir mereka. Seolah-olah karakter tersebut hidup. Seperti tidak sedang membaca buku tapi menonton film yang layarnya ada dikepala.


Baca Juga Wanita Mencipta Surga


Dialog. Ada banyak sekali percakapan dari awal sampai akhir cerita. Perbandingannya seimbang antara narasi dan dialog. Tapi dialog ini memainkan peran penting terutama saat membaca bagian tokoh figuran. Lebih terasa komedi dibanding romantis. Guyonan yang khas anak muda ibukota. Kalau diibaratkan makanan seperti sedang mengunyah krupuk. Renyah dan mau nambah terus
Seperti yang saya bilang tadi semua karakter dibangun sangat baik. Sehingga penuturan setiap tokoh itu mengalir begitu saja. tidak dibuat-buat dan tidak dipaksakan. Memang akan banyak ditemukan umpatan-umpatan yang kurang sopan yang menjadi bagian dari lingkungan yang dibangun. Namun, justru disanalah letak kekuatannya. Jangan dibayangkan kata-kata kasar itu disertai amarah dan semua nama hewan di Ragunan keluar semua. Umpatan itu hanya bagian dari dialog candaan sehari-hari.
Penulis sudah menerbitkan dua buku dari penerbit yang sama. SKdPL salah satunya. Sayangnya pada buku pertama terbit ini kualitas kertasnya kurang bagus. Sudah menguning padahal baru berusia 3 tahun dari pertama kali beli. Ditambah, jilidnya yang sudah hampir lepas. Dibandingkan buku kedua penulis, kualitas buku pertama ini jauh dibawahnya.
Kalau membaca judul dan isi memang sedikit jauh. Tapi 80% kejadian dalam cerita menggunakan latar belakang gedung perkantoran yang tinggi menjulang. Kubikel-kubikel yang memisahkan meja kerja karyawan serta seputar pekerjaan dibidang teknologi dibahas dengan sangat jelas.
Anak IT wajib baca buku ini. Tekanan kerja yang berat bisa diangkat tinggi setelah membaca kisah Athaya dan Geng Fogging. Semacam oase di tengah gurun gobi hehehe Yang jelas baca buku ini bisa jadi hiburan. Bikin otak benar-benar fresh.

Nah sudah bisa nebak kan after taste setelah baca novel ini? Yups, merah jambu alias pink. Manis cinta dan persahabatan mereka itu beneran kerasa. Saya bisa halu berhari-hari dibuatnya. Bolehlah disejajarkan dengan buku kesayangan yang udah puluhan kali dibaca tapi enggak bikin bosan.

7 komentar:

  1. Hmmmm jadi Penisirin deh ama kelanjutan ceritanya si satrya ini. Pada akhirnya Dia memilih siapa?

    BalasHapus
  2. Judulnya unik. Ada kopinya tapi ulasan Mbak di sini tidak mengarah ke kopi. Jadi bikin penasaran nih review-nya. Pasti banyak hal-hal tentang dunia IT di sini ya karena Mbak sampai merekomendasikan.
    Yang paling saya suka sih genrenya karena saya termasuk penyuka genre romantis, baik yg soft atau yang romantis abiz :)

    BalasHapus
  3. Ih iya seperti kata Mbak Tatiek, karena baru di tengah-tengah aku lihat judulnya, kok aku jadi penasaran bagian pembahasan 'kopi' nya. Hehe

    BalasHapus
  4. Anak IT wajib baca buku ini tapi yang anti rokok jangan..kaka ada geng Fogging kwkw
    Cerita dengan latar keseharian selalu mudah dicerna dan nyaman dibaca.
    Juga..tema cinta, usia berapapun pembacanya memang bakal bikin halu siapa saja

    BalasHapus
  5. Duh, duh.. Baca kalimat awalnya aja udah nampar banget mbak. Eh, kelanjutannya lebih seru ternyata. Apalagi temanya cinta. Euy, tema yang nggak bakal lekang oleh wktu tuh

    BalasHapus
  6. woow...keren ya ceritanya tp banyak ahli hisapnya, alias perokok. Saya tuh suka dredeg klo baca roman percintaan...krn pengen cepat tau Akhirnya

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates