Wajah
rupawan tidak menjamin mendekatnya jodoh. Satrya, sepertinya cocok dengan
ungkapan itu.
“Orang
ganteng mah gampang”
Sering
mendapat komentar dari teman-temannya mengenai mudahnya perempuan untuk dekat
dengannya. Namun siapa yang mengira bahwa nasib percintaannya tidak setampan
wajahnya. Lihat saja di usia menjelang 30 tahun Satrya masih sendiri, bahkan
sahabat yang diam-diam disukainya pun memilih laki-laki lain sebagai suami.
hingga akhirnya dia bertemu dengan gadis yang sangat mirip dengan sahabatnya.
Berbeda
dengan Athaya. Satu-satunya perempuan yang bekerja sebagai IT analyst . Masuk kedalam golongan mid class. Tidak dibatas atas atau batas
bawah standar stereotype wanita
cantik Indonesia. Kalau semua jenis wanita dikumpulin maka perlu kejelian untuk
menemukan keistimewaan Athaya.
Nah,
kalau Ghilman ini satu level dengan Athaya. Tapi dia punya sisi yang terlalu
menarik untuk masuk kedalam golongan tengah. Secara Ghilman ini termasuk cowok
dengan pengendalian diri yang sangat baik. Diselingkuhin sampai pacarnya hamil
pun dia masih bisa kontrol emosi. Bukan yang marah-marah apalagi ngamuk sampai
main pukul tembok sembarangan. Jenis cowok yang kalem tapi tegas diwaktu yang
tepat.
Kalau
saya disuruh milih antara Ghilman dan Satrya, ya, pasti jawabannya Ghilman.
hehehe
Ini
bukan kisah cinta segitiga yang emosional yang menguras air mata. Yang tokohnya
harus menjadi orang yang merana berhari-hari. Bukan juga perlombaan memenangkan
hati seorang gadis. Benar-benar kisah cinta yang dewasa. Yang kekanakkan hanya
milik Geng Fogging hehehe. Jadi kalau berharap ada adegan romantis seperti di
sinetron jawabannya pasti enggak ada.
Geng
Fogging ini laki-laki generasi muda yang punya kebiasaan sama yaitu merokok.
Satrya dan Ghilman masuk didalamnya karena mereka semua satu kantor hanya
berbeda divisi saja. Sisi komedi yang bikin ketawa itu sumbernya dari mereka
ini.
Yang
paling saya suka dari novel setebal 345 halaman ini adalah karakter tokohnya
yang sangat kuat. baik itu tokoh utama maupun tokoh pendukung. Penguatan itu
tidak hanya dibangun melalui deskripsi fisik tapi juga melalui sudut pandang
orang lain, dialog dan cara berpikir mereka. Seolah-olah karakter tersebut
hidup. Seperti tidak sedang membaca buku tapi menonton film yang layarnya ada
dikepala.
Baca Juga Wanita Mencipta Surga
Dialog. Ada banyak sekali percakapan dari awal sampai akhir cerita. Perbandingannya seimbang antara narasi dan dialog. Tapi dialog ini memainkan peran penting terutama saat membaca bagian tokoh figuran. Lebih terasa komedi dibanding romantis. Guyonan yang khas anak muda ibukota. Kalau diibaratkan makanan seperti sedang mengunyah krupuk. Renyah dan mau nambah terus
Seperti
yang saya bilang tadi semua karakter dibangun sangat baik. Sehingga penuturan
setiap tokoh itu mengalir begitu saja. tidak dibuat-buat dan tidak dipaksakan.
Memang akan banyak ditemukan umpatan-umpatan yang kurang sopan yang menjadi
bagian dari lingkungan yang dibangun. Namun, justru disanalah letak
kekuatannya. Jangan dibayangkan kata-kata kasar itu disertai amarah dan semua
nama hewan di Ragunan keluar semua. Umpatan itu hanya bagian dari dialog
candaan sehari-hari.
Penulis
sudah menerbitkan dua buku dari penerbit yang sama. SKdPL salah satunya.
Sayangnya pada buku pertama terbit ini kualitas kertasnya kurang bagus. Sudah
menguning padahal baru berusia 3 tahun dari pertama kali beli. Ditambah,
jilidnya yang sudah hampir lepas. Dibandingkan buku kedua penulis, kualitas
buku pertama ini jauh dibawahnya.
Kalau
membaca judul dan isi memang sedikit jauh. Tapi 80% kejadian dalam cerita
menggunakan latar belakang gedung perkantoran yang tinggi menjulang.
Kubikel-kubikel yang memisahkan meja kerja karyawan serta seputar pekerjaan
dibidang teknologi dibahas dengan sangat jelas.
Anak
IT wajib baca buku ini. Tekanan kerja yang berat bisa diangkat tinggi setelah
membaca kisah Athaya dan Geng Fogging. Semacam oase di tengah gurun gobi hehehe
Yang jelas baca buku ini bisa jadi hiburan. Bikin otak benar-benar fresh.
Nah
sudah bisa nebak kan after taste
setelah baca novel ini? Yups, merah jambu alias pink. Manis cinta dan
persahabatan mereka itu beneran kerasa. Saya bisa halu berhari-hari dibuatnya. Bolehlah disejajarkan dengan buku
kesayangan yang udah puluhan kali dibaca tapi enggak bikin bosan.
Hmmmm jadi Penisirin deh ama kelanjutan ceritanya si satrya ini. Pada akhirnya Dia memilih siapa?
BalasHapusJudulnya unik. Ada kopinya tapi ulasan Mbak di sini tidak mengarah ke kopi. Jadi bikin penasaran nih review-nya. Pasti banyak hal-hal tentang dunia IT di sini ya karena Mbak sampai merekomendasikan.
BalasHapusYang paling saya suka sih genrenya karena saya termasuk penyuka genre romantis, baik yg soft atau yang romantis abiz :)
Ih iya seperti kata Mbak Tatiek, karena baru di tengah-tengah aku lihat judulnya, kok aku jadi penasaran bagian pembahasan 'kopi' nya. Hehe
BalasHapusAnak IT wajib baca buku ini tapi yang anti rokok jangan..kaka ada geng Fogging kwkw
BalasHapusCerita dengan latar keseharian selalu mudah dicerna dan nyaman dibaca.
Juga..tema cinta, usia berapapun pembacanya memang bakal bikin halu siapa saja
Duh, duh.. Baca kalimat awalnya aja udah nampar banget mbak. Eh, kelanjutannya lebih seru ternyata. Apalagi temanya cinta. Euy, tema yang nggak bakal lekang oleh wktu tuh
BalasHapuswoow...keren ya ceritanya tp banyak ahli hisapnya, alias perokok. Saya tuh suka dredeg klo baca roman percintaan...krn pengen cepat tau Akhirnya
BalasHapusTulisan"nya sangat menginspirasi sekali.
BalasHapus