Mengapa
membaca 13 Reason Why?
First Reason
Sederhana, karena termakan iklan
hehehe.
Sedang berproses menjadi
bookstagram, bohong hehehe. Saya hanya memfasilitasi minat baca saja. Menjaga,
minimal, konstan membaca. Satu bulan satu buku. Bukan hal yang sulit dilakukan
rupanya. Bahkan cenderung mudah, saat ini.
Membuka Instagram artinya
meracuni diri sendiri. Akun-akun bookstagram itu seperti memberikan sugesti bahwa
buku-buku yang mereka unggah terlalu menarik jika hanya dilihat. Maka caption pun saya baca. Terus beralih
pada akun yang di mention.
Berakhirlah pada akun penerbit. Dan kebetulan yang disengaja, penerbit itu
memajang sebuah banner pre order buku, dengan bonus tentu saja.
Sebuah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, bagi saya pemburu gratisan.
Karena tidak ingin
membeli barang dalam karung, proses pencarian terus berjalan. Mencari review
dan komentar yang sudah baca maupun yang ingin baca. Ditambah materi promosi
yang benar-benar membuat saya langsung terpikat. Tidak perlu berlama-lama
akhirnya buka aplikasi lain, Whatsapp, langsung buka kolom percakapan dengan
suami. Minta beliin, tentu saja. Karena budget
beli buku saya sudah habis, jadilah menadahkan tangan ke suami, sebagai satu-satunya
jalan keluar agar 13 RW ini sampai ditangan hehehe.
Second Reason
Menantang diri sendiri
Sok banget, ya? tapi bener. Emang
sok banget.
Bisa dibilang ini novel psikologi
pertama saya. Sebenarya dulu pernah punya, tapi sudah berpindah tangan sebelum
saya baca. Karena iklan tadi benar-benar melekat dikepala makanya novel ini terpaksa
harus selesai dibaca.
Bukan hal mudah, akhirnya kembali
memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Terakhir kali mencoba, berakhir
dengan tumpukan buku yang tidak terbaca. Makanya, sejak dua bulan lalu saya
memutuskan realistis, membaca yang disuka. Soal ilmu yang dibutuhkan hanya
dibaca saat perlu saja alias sebagai selingan.
Beberapa waktu terakhir memang
sedang tertarik dengan segala sesuatu yang membahas tentang kejiwaan. Beberapa
kali nonton film tentang penderita skizofrenia, berdiskusi tentang gangguan
kejiwaan dengan berbagai macam sudut bahkan dari sudut agama, juga membaca
artikel terkait. Hanya buku fiksi yang belum. Dan bertemu buku ini seperti pencerahan
lain.
Mengangkat sebuah fenomena suicide dikalangan remaja di sebuah
negara maju. Sebuah magnet besar yang membuat saya enggan berpaling dari buku
ini. meski memerlukan waktu hampir 20 hari untuk menyelesaikan sampai akhir.
Apa
yang Spesial dari 13 Reason Why?
.
Peta Yang Dibagikan Hannah |
Third Reason
Meresensi buku menjadi kewajiban kedua setelah membaca buku. Dalam beberapa hal, saya termasuk mudah bosan. Begitu juga dengan membuat resensi. Sehingga saya membuat banyak cara untuk mengupas sebuah buku yang berbeda seperti yang kebanyakan orang lakukan. Pernah juga melalui tokoh utamanya. Seperti buku Nona The dan Tuan Kopi.
13 RW ini pun bernasib sama. Karena saya merasa akan sangat biasa jika membuat resensi buku ini seperti biasanya. Kemudian saya memanfaatkan salah satu halaman yang berisi tetang bahan diskusi buku 13 RW.
Novel ini diceritakan melalui dua sudut pandang tokoh yaitu Clay Jensen dan Hannah Baker
Clay menjadi salah satu penerima
paket kaset yang berisi tentang alasan Hannah Baker bunuh diri. Dalam paket
tersebut terdapat 7 kaset yang menyimpan 13 alasan Hannah memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya.
Juga dari sudut pandang Hannah
yang bercerita melalui kaset yang rekamannya sedang didengarkan oleh Clay.
Pembaca dihadapkan dengan dua
emosi dari dua orang remaja. Emosi Clay danemosi Hannah. Hebatnya adalah saat
membaca kita tidak dibuat bingung dengan emosi siapa yang sedang diungkap. Keduanya
digambarkan dengan baik dan berbeda juga konstan hingga akhir. Hanya saja untuk
saya sendiri lebih mudah mendalami perasaan Hannah dibanding Clay.
Berikut ulasan berdasarkan materi
yang sudah disiapkan.
Sumber : IG Penerbit Spring |
Adakah
yang bisa menyelamatkan Hannah?
Jawaban saya tidak.
Hannah menghadapi situasi yang
sangat rumit. Pindah ke kota baru memberinya harapan baru. Harapan akan
perubahan yang lebih baik. Namun sepanjang dia berusaha menjalani hidup di
lingkungan baru, Hannah hanya mendapatkan keping-keping harapannya hancur
sedikit demi sedikit hingga hilang tak bersisa.
Jelas sekali bahwa Hannah
menunjukkan tanda-tanda permasalahan dalam dirinya. Tanda tentang jiwa seseorang
yang sedang terganggu. Hanya saja orang-orang disekitarnya tidak
memedulikannya. Tidak memedulikan terdengar sangat kasar mungkin tidak peka
lebih tepat. Karena mereka yang mengalami permasalahan dalam dirinya itu gampang-gampang
sulit untuk dilihat. Sangat mudah bagi orang terdekat, karena perubahan pasti
sangat jelas. Untuk orang lain, mungkin, kesulitannya adalah pada bagian
mengungkapkan.
Ada yang bilang, orang-orang
seperti Hannah tidak boleh ditinggalkan. Benar. Tapi bagaimana jika sejak awal
mereka merasa sendiri.
Begitulah yang Hannah rasakan.
Sumber : IG Penerbit Spring |
Siapakah
yang bisa menyelamatkan Hannah?
Berdasarkan buku ada dua orang
yang mampu menyelamatkan Hannah, seharusnya. Sayangnya kedua orang yang
memiliki kesempatan tersebut berakhir dengan masukknya nama mereka dalam daftar
penerima kaset.
Yang pertama adalah Clay Jensen. Orang
yang menyadari perubahan Hannah.
Sebenarnya Clay memiliki peluang
paling besar bisa menghentikan niat Hannah. Clay menyimpan ketertarikan
tersendiri pada Hannah sehingga selalu ada waktu khusus bagi Clay untuk
memerhatikan Hannah. Saat berpapasan di koridor, di dalam kelas yang mereka
ikuti bersama, di tempat kerja bahkan pada pesta disuatu malam. Sehingga Clay
tahu bahwa ada yang berubah dari diri Hannah.
Clay memiliki banyak kesempatan
untuk sekedar mengobrol dengan Hannah. Membuat Hannah merasa nyaman dengannya
sehingga Hannah akan meresa bahwa ada sedikit hal indah dalam hidupnya. Bahwa ada
sedikit ruang untuk tidak merasa ketakutan.
Hanya saja, Clay mudah menyerah. Ketika
Hannah mulai merasa nyaman dengannya. Ketika akhirnya Clay memiliki kesempatan
untuk menunukkan perasaannya. Hannah ustru mendorongnya menjauh diwaktu
bersamaan.
Apa yang perempuan inginkan itu
kebalikan dari yang mereka tunjukkan.
Benar.
Seharusnya Clay tetap tinggal
ketika Hannah memintanya pergi. Seharusnya Clay tetap berada di samping Hannah
meski Hanna menolak. Inilah penyesalan terbesar Clay. Yang membuatnya merasa
bersalah pada Hannah. Dihari Clay memutuskan untuk
mengikuti permintaan Hannah, dihari itulah dia sudah kehilangan Hannah.
Yang kedua adalah Mr. Porter
Mr.Porter adalah guru bahasa
inggris yang mengajar Hannah dan Clay. Sekaligus sebagai konselor yang
menangani siswa dengan nama yang berawalan
huruf A sampai G. Hannah Baker termasuk didalamnya.
Hannah yang pertama kali mendatangi
Mr.Porter.
Mr.Porter menerima Hannah dengan
baik. Mendengarkan setiap keluhan Hannah. Kesalahan Mr.Porter hanya satu, dia
tidak menyadari bahwa kesulitan yang dialami Hannah sudah sampai pada batas
kemampuannya. Kemampuan untuk menanggung dan menyelesaikan seorang diri.
Bila dibuat analogi, Hannah
adalah seorang pasien sekarat yang berada di meja operasi. Dengan Mr.Porter
sebagai dokter bedahnya. Seharusnya Mr.Porter mengehentikan pendarahaan terlebih
dahulu sebelum mencari penyebab dari pasien yang sekarat. Karena salah langkah,
akhirnya pasien tersebut meninggal karena pendarahan hebat.
Seperti itulah yang Hannah alami.
Konsultasi yang ia harapkan akan memberinya kesempatan berpikir ulang justru
membuatnya merasa yakin bahwa keputusannya benar. Konsultasi itu semakin
membuat Hannah tertolak. Sementara Mr.Porter tidak pernah mengejar apalagi
mencegah keinginan Hannah.
Ini hanya satu poin dari
rekomendasi hal-hal yang bisa didiskusikan. Seandainya semuanya dibahas satu
per satu mungkin akan terbit buku dengan nama saya sebagai penulisnya (hehehe).
Fourth Reason
Selain memberikan beberapa poin tersebut
juga ditampilkan catatan-catatan penulis selama membuat kisah Hannah yang
berupa tulisan tangan. Bahkan ada ending lain
dari cerita ini yang tidak diterbitkan namun dimunculkan dalam buku ini.
maksudnya akhir cerita sebelum masuk meja penerbit. Dan hal ini membuat pembaca
lebih banyak mendapat kesempatan untuk berpikir kembali.
Buku ini juga meraih banyak
penghargaan. Yaitu dari American Library Association’s dan langsung menyabet
dua penghargaan sekaligus. Juga penghargaan dari toko buku waralaba dengan
jumlah cabang terbanyak di sepanjang Amerika, Barnes and Noble.
Sumber : IG Penerbit Spring |
Sumber : IG Penerbit Spring |
After
taste setelah
membaca 13 Reason Why adalah dark grey.
Meski bukan jenis novel horror misteri yang mencekam namun kisah hidup Hannah
sungguh memilukan. Sebuah potret kehidupan remaja yang sering terlewat oleh
sudut pandang orang dewasa.
Untuk mereka yang sedang merintis
karir sebagai penulis dan sedang tertatih bahkan sekarat, bacalah buku ini untuk
membakar semangat menulis yang hampir padam.
Untuk para remaja yang merasa
hidup kalian baik-baik saja, bacalah buku ini agar empati kalian bisa terasah.
Dan untuk para orang tua, ingat! Dunia
remaja bukan hanya seputar pencarian jati diri. Tapi masa saat kelekatan antara
orang tua dan anak sedang dipertaruhkan. Dekati dan peluk remaja kita, karena
kitalah tempat paling nyaman yang mereka butuhkan.
Tampaknya seru menyelami novel ini. Jadi inget dulu hitz banget yg katanya masa remaja masa pencarian jati diri. Bener bgt padahal masa2 ini harusnya makin lekat dengan orangtua.
BalasHapusseru banget mbak
HapusKayaknya novelnya seru. Buat remaja cocok juga ya mbak? Bisa nih buat anakku, biar bisa sedikit berempati.
BalasHapusremaja yang sudah 17 tahun bunda kalau di indonesia
HapusNovel remaja dulu dan sekarang beda ya. Sepertinya ada pergeseran selera. Kapan² mau juga baca, ingin tahu kayak apa sih novel remaja masa kini...
BalasHapussaya belum pernah baca novel remaja dulu hehehe
HapusDi gramedia ada ya bu? Anakku lagi seneng baca tapi saya bingung cari buku bacaan yang aman dari cerita roman
BalasHapustidak beredar di toko buku offline. bisa di cek ke penerbitnya langsung. Penerbit Spring
HapusDuh, saya jadi pingin baca. Dimanakah saya bisa mendapatkan buku ini, Mbak?
BalasHapushayuukkk baca mbak
HapusMbak, aku jadi penasaran juga pengen baca bukunyaaaa.... empat alasan yang mbak tulis cukup membuatku sampai pada kesimpulan bahwa aku harus baca buku ini.
BalasHapusbenar. jangan sampai ada alasan ke 5 ke 6 ya hehehe
HapusWah, masuk bucket list screening Ibuk nih,calon novel bergenre remaja untuk Najwa. Tapi seperti biasa selalu lewat screening-ku, hahaha, biar dibaca pada saat yang tepat. Thanks rekomendasinya ya
BalasHapusremaja 17 tahun ke atas ya mbak.
HapusRisensinya bikin penasaran untuk membacanya. Btw belinya di instagram atau di toko buku mb?
BalasHapustoko buku online. coba di cek langsung ke penerbitnya, penerbit spring
BalasHapus