Sebulan
berlalu semenjak malam itu. semuanya berjalan normal, sangat normal. Keenan
sudah kembali dengan kesibukannya sebagai arsitek junior, Mama juga sudah lelah
menanyakan hal yang sama berulang kali sementara Killa sendiri tidak menaruh
minat. Dan Killa masih membenci mendapat over night shift yang bulan ini
jumlahnya lebih banyak.
“Lama-lama
gue jadi vampire cuma aktif di malam hari.”
“Sorry
deh, Ki. Spesialis over night kita
kan baru aja dirawat. Saga masih penganten baru, masa disuruh jaga restoran.
Gue sama Rani kan punya laki yang kudu dikelonin. Satu-satunya yang jadwalnya
fleksible kan Elu.”
“Jadi
gue jadi tameng kalian gitu?”
“Ya
mau gimana lagi. Gunanya jomblo emang buat itu kan?”
Killa
melempar pulpen yang di pegangnya. Yang hanya dibalas dengan tawa Dinda yang
sangat keras “Sialan Lo.”
“Eh…akhir-akhir
ini gue nggak lihat customer ganteng ya? justru gue lebih sering lihat Range
rover keluaran terbaru parkir di area tunggu drive thru. Nggak lazim banget kan? Lagian emang dia nggak bisa
lihat ya tempat parkir seluas itu.”
Senyum
Killa pun memudar saat memahami subyek yang Dinda maksud.
“Hari
ini waktunya delivery kan? Gue aja
yang ngecek.”
Killa
beranjak. Meninggalkan Dinda yang berusaha keras memikirkan jadwal delivery
yang harusnya datang besok malam.
Satya
memang cukup popular diantara menager dan beberapa kru yang dekat dengan Killa.
Tak harus menjadi orang pintar untuk mengetahui ada hubungan khusus yang
terjadi diantara Killa dan Satya. Meski tidak pernah melihat keduanya
tertangkap basah sedang berkencan tapi interaksi keduanya sangat tidak lazim
antara manager dan pelanggan. Ditambah bukan karakter Killa yang dengan senang
hati melayani customer langsung saat restoran tidak dalam keadaan sibuk.
Killa
termasuk masuk kategori manager pemain belakang. Dia tidak akan turun langsung
untuk masalah-masalah yang bisa ditangani kru. Meskipun masuk kedalam job
deskripsi manager. Bahkan Killa hampir tidak pernah menyapa langsung customer
untuk survey acak tingkat kepuasan pelanggan yang harus dilaporkan saat rapat
bulanan.
Dengan
menghilangnya Satya beberapa waktu terakhir memberikan kemajuan pada Killa.
Miss Akting itu semakin kehilangan kemampuannya untuk bermain peran. Dulu Killa
satu-satunya orang yang paling tidak bisa ditebak ekspresinya karena wajah dan
hatinya sangat bertolak belakang.
Sementara
hari-hari terakhir, Killa terlihat lebih ekspresif. Dia bisa tiba-tiba marah
saat melihat ada tiga orang customer mengantri saat menu breakfast sementara di
kondisi normal Killa hanya memantau seperti mandor. Ia juga lebih sering
menghabiskan waktu istirahatnya dengan melamun dari pada makan. Bahkan Ia
memilih duduk sendiri untuk waktu yang cukup lama di akhir shift sebelum
akhirnya pulang.
Satu
jam yang lalu shiftnya berakhir tapi Killa malah duduk dengan secangkir kopi
yang dingin dan dua potong Hashbrown yang belum tersentuh. Pikirannya melayang
mengikuti uap kopi yang terbang menjauh.
“Kalau
nggak dimakan kenapa dipesan? Masa manager restoran hobi menyia-nyiakan
makanan.”
Killa
mengangkat kepalanya. Memandang malas pada seseorang yang dengan lancang duduk
dihadapannya.
“Apa
kabar Killa?”
“Satya?
Nga…”
“Makan
makanan yang bentar lagi Lo buang.”
Killa
langsung berdiri hendak meninggalakan Satya. Karena saat ini Ia sedang tidak
dalam keadaan siap berinteraksi dengan orang. Tapi urung dilakukan karena Satya
lebih dulu menahan tangannya.
“Gue
cuma perlu 5 menit. Setelah itu terserah.”
Killa
pun menyerah. Dengan seragam manager yang masih ia kenakan tidak mungkin
membuat keributan. Kredibilitas restoran bahkan dirinya akan dipertaruhkan bila
ia berbuat hal yang tidak pantas.
“Aku
tahu kamu menghindariku.” Satya kembali menggunakan aku kamu saat berbicara.
“Sungguh kamu nggak perlu melakukan itu. Yang harus menghindar seharusnya aku.
Karena bagaimana pun juga aku adalah orang yang ditolak.”
Killa
berpaling. Enggan membicarakan sesuatu yang menurutnya tidak penting.
“Okay,
aku nggak bahasa soal itu. Tapi kamu harus tahu, aku yang menyukaimu dan itu
menjadi urusanku. Kamu nggak perlu menghindariku hanya karena aku menyukaimu.
Jangan merasa terbebani. Okay?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar