Ya ampun judulnya? Cheesy abis. Tapi beneran lho kami pernah mengukir kisah se-chessy itu. klo di ingat-ingat tuh ketawa malu jatuhnya. Pengen disimpen aja
tapi nggak kuat lama-lama (hahaha)
Jadi ini masih di tahap PDKT (ya
ampun merinding lho nulisnya). Aslinya kita PDKT nya nggak lama. Karena ndis
tuh gampang banget di luluhin hatinya. Antara ndis yang gampang luluh apa ndul
yang yang pinter gombal (hahaha)
Waktu itu kami harus pergi
praktikum ke ragunan (lupa mata kuliah apa yang jelas dari lab satli di
semester 3). Untuk menghemat ongkos perjalanan kesana ditempuh menggunakan KRL
ekonomi. Waktu itu harganya 2500 kalau nggak salah. Ini bukan KRL ekonomi yang
AC itu ya…tapi beneran Ekonomi se ekonominya. Gerbong tanpa pintu, penumpang
diatas gerbong, Pedagang asongan ada sepanjang perjalanan. Kumuh kotor dan ya
begitulah, dan kita masih ngalamin itu (nggak mentioned usia yee hahha). Untung
sekarang udah nggak ada ya…
Ba’da subuh berangkat dari kosan.
Kumpul Di halaman BNI samping kampus buat naik angkot-bareng-sekelas ke stasiun
bogor.
Ndul, rupanya pertama kali ndis
naik kereta ekonomi itu bukan pas ndul nganterin ndis pulang. tapi ke ragunan
ini. untung nggak nangis ya? (hahaha)
Ndis lupa bagian perjalanan di
angkot. Yang ndis ingat cuma kita naik di gerbong terakhir. Gerbong yang paling
sepi dari kawan-kawan. Tapi yang paling banyak di huni kawan-kawan kita (geng
atas katanya, ooppss).
Nggak tahu kenapa waktu itu kita
kok duduk di bangku kosong cuma berdua pula. Sementara kawan-kawan yang lumayan
baik itu (hahaha baik banget kok) milih
duduk di bangku lain sambil bisik-bisik. Pake ketawa-ketawa pula. Tapi ya,
namanya juga lagi jatuh cinta gerbong KRL pun serasa milik berdua.
Sebenarnya kejadian ini nggak
banyak yang tahu (selain kawan yang hobi ngetawain orang itu hehehe) karena ya
itu tadi posisi gerbong paling belakang. Enak kan sepi, paling mentok anak
jalanan yang riwa-riwi. Mana udara pagi yang lumayan kan dinginnya. Kebayanglah
ya segimana dinginnya. Bogor untuk kami orang perantauan masih dingin, ditambah
dengan kecepatan kereta yang kaya gitu. tapi kami cuma duduk dan ngobrol aja. Pegangan
tangan aja nggak. Asli cuma duduk dan ngobrol. Entah apa yang di obrolin.
Sampe di stasiun pasar minggu
kita naik kopaja (kalau nggak salah) dan akhirnya pisah pas di ragunan. Iya dong
pisah. Karena seumur-umur kuliah, seangkatan, sekelas kami belum pernah satu
kelompok praktikum. Kecuali kelompok PKL karena kita sendiri yang milih.
Hampir seharian kami di ragunan. Pas
pulang kita masih naik KRL masih yang kelas ekonomi juga. Bedanya pas berangkat
sepi sementara pas pulang bareng dengan jam orang pulang kerja. Jadilah semua
rangkaian gerbong itu penuh pas nyampe di stasiun pasar minggu.
Kesepakatn awal, apapun yang
terjadi satu orang naik maka satu kelas pun naik (sebutlah kebersamaan). Jadi di
satu-satunya peron itu kami sekelas nyebar, dari ujung ke ujung. Strategi paling
apik dan epic untuk menyiasati kondisi KRL penuh. Paling nggak kami semua keangkut dikereta itu.
mau berdiri, mau desekan, mau gelantungan. Terserah.
Udah kebayang kan apa yang
terjadi? Yup…ndis naik duluan dan ndul dibelakang ndis. Ndusel-ndusel terus karena dibelakang ndul masih ada kawan kami. Kereta
jalan, Alhamdulillah keangkut semua. Udah nggak inget lagi (hahaha) pokoknya
selama di KRL itu ndul di belakang ndis aja. Jagain dong (hahaha)
Selalu ada yang pertama dalam
hidup seseorang. Dan ndul banyak hadir di hal pertama dalam hidup ndis. Karena percaya
atau nggak, tahun-tahun setelah KTP ndis jadi, disadari atau nggak, hari-hari
ndis selalu ada ndul.
Bahkan mungkin saat tahun pertama
kami kuliah kami pernah bertemu. Tentu saja pernah. Kami pernah di dalam satu
ruangan meski nggak kenal. Waktu MPKMB (ospek kampus) saat kita sedang di
gedung GWW untuk mengikuti acara. Atau dihari terakhir ospek, dihalaman
belakang gymnasium.
Mungkin juga kami pernah
berpapasan di jalan saat pulang kuliah menuju asrama. Karena dari Bara menuju
asrama putra pasti melewati asrama putri. Atau mungkin kita pernah satu bis
saat ndis mau kuliah di gedung FPIK dan ndul mau pulang ke asrama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar