Agustus yang penuh
cinta. Setelah mendeklarasikan diri untuk membaca buku sesuai passion. Dan ini
buku pertama yang khatam sekaligus menuntaskan #TBR
.
Judul : Journey Of The Heart
Penulis : May Moon
Penerbit : Sygma Publishing
Halaman : viii+240 halaman
.
.
Perpisahan
menjadi jalan untuk mendekatkan kembali. Tita terpaksa harus menjalani setelah
5 tahun terpisah ribuan kilometer. Harry, suaminya mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan gegar otak berat. Hal baik dari musibah itu adalah pernikahan
formal yang tertunda bertahun-tahun akhirnya terlaksana.
Pernikahan
yang diidamkan nyatanya tak mendatangkan sebuah kehidupan rumah tangga yang
bahagia. Kelumpuhan fisik yang diderita Harry juga menyertakan pada perubahan
kepribadiannya. Berbulan-bulan menjalani terapi menambah dinginnya hubungannya
dengan istrinya.
Sanggupkah
Tita menjalani kehidupan rumah tangga yang demikian menyiksa? Sementara
satu-satunya sumber kekuatannya menjalani kehidupan jauh dari keluarga
sekaligus menjadi kelemahannya. Ataukah ia harus memilih kembali pada
kenyamanan bersama kedua orangtuanya di Indonesia?
Sebuah
romansa kehidupan pernikahan antara Tita dan Harry. Perbedaan latar belakang
serta budaya yang sangat jauh berbeda menunjukkan pada kita bahwa perbedaanlah
yang membuat pernikahan itu ada. Bagaimana Tita dan Harry menjadikan perbedaan
tadi menjadi pengikat kuat hubungan. Yang tidak menjadi sumber dari segala
konflik rumah tangga. Meski hanya sebuah cerita fiksi namun patut kita jadikan
teladan. Apalagi saat ini contoh dalam kehidupan nyata sudah sangat banyak
ditemukan.
Tokoh
Tita mengajarkan saya tentang sebuah kesabaran seorang istri. Bukan hanya saat
menghadapi sifat suami yang mengganggu melainkan kesabaran untuk menahan ego
sebagai seorang wanita. Dengan keterbatasan suaminya bahkan perlakuan yang
tidak seharusnya Tita terima sebagai seorang istri, tak membuatnya jengah bahkan
mengajukan tuntutan hak. Tita hanya sabar dan menyerahkan semuanya pada Tuhan.
Demikian
dengan Harry. Ditengah ketidakmampuannya menjalani kewajibannya sebagai suami,
Harry tetap teguh dengan pendiriannya. Keterbatasan memecutnya untuk lebih giat
menjalani terapi. Meski perasaannya berada dalam ketidakpastian. Apakah ia akan
ditinggalkan kembali atau tidak. Yang umum terjadi saat ego seorang laki-laki
merasa tidak dihargai pasangan adalah keinginan untuk melepaskan.
Buku
ini sangat informatif terutama mengenai kehidupan seseorang yang pernah mengalami
cedera otak. Menerjemahkan istilah medis menggunakan bahasa yang lmudah
dipahami. Bahkan proses penyembuhannya pun dijelaskan dengan sangat baik.
Penggunaaan
bahasa asing sebagai salah satu cara menunjukkan latar tempat pun tidak
berlebihan. Jumlah penggunaannya proporsional sehingga kesan penggunaan bahasa
asing itu tetap terasa.
Saya
suka pengggunaan diksinya, heterogen dan tidak terlalu berat. Sederhana tapi
tetap sarat makna. Karena hampir sepanjang cerita penggambaran perasaan itu
banyak sekali ditemukan. Dan pemilihan katanya tidak memberikan kesan monoton.
Aduh. Aku ingin bumi rengkah dan
masuk kedalamnya, sukacita.
Sudut
pandang orang pertama memang sangat bagus untuk menggali sedalam mungkin emosi
dari tokoh tersebut. Dan lebih mudah membuat pembaca melebur dalam emosinya. Hanya
saja semuanya menjadi lebih sempit. Karena seluruh jalan cerita hanya berdasar
satu sudut pandang. Ini lah alasan saya kurang suka dengan dengan sudut pandang
orang pertama.
Buku
ini saya rekomendasikan untuk wanita yang mudah menyerah dengan pasangannya,
atau sering mengeluhkan kekurangan pasangannya. Bahkan untuk yang belum menikah
pun harus membacanya. Sedikit banyak buku ini memberikan gambaran kehidupan
pernikahan yang sangat komplek.
Sangata menarik Mba untuk dibaca, baru baca resensinya aja sudah penasaran. Apalagi banyak hikmah yang bisa diambil...
BalasHapusbetul mbak. ceritanya memang menarik. kemasannya nggak biasa
HapusSama mba aku pun kurang sukanya POV 1 ya gt ya, karena melihatnya ya dari satu sisi saja. Ceritanya menarik nih..
BalasHapuskepo sama sudut pandang tokoh lain juga ya...
HapusIni novel terbian tahun berapa ya, Mbak? Aku baru tahu ada novel ini. Kayaknya bagus juga buat inspirasi saat sedang lelah dengan kehidupan rumah tangga.
BalasHapuslumayan lama mbak. terbit tahun 2008
HapusWah bacanya reviewnya penasaran pengen baca juga, deg-degan sama endingnya. aku kalo baca novel kek gini, pasti enggak berhenti sampai di baca tamat. waah mau nih bukunyaa.
BalasHapusbetulll...kaya tanggung gitu, emosinya kadung naik
HapusJadi pengen baca juga. Kira-kira Kalo aku baca buku itu Akankah aku bisa menahan emosi? Secara, aku kan baperan orangnya. Nonton, ngelihat atau baca yang sedih Dan menyentuh auto mewek deh
BalasHapussiapin sapu tangan yang banyak mbak. biar ada gantinya klo udah basah hehehe
HapusMembaca sekilas sepertinya buku ini menarik untuk jadi teman akhir pekan. Hehehe
BalasHapussangat menarik mbak. yukkk dibaca
HapusWah satu lagi ni rekomendasi buku keren buat para pembaca. Cocok buat perempuan ya mba..,
BalasHapuslaki-laki juga cocok mbak. biar mereka tahu isi kepala perempuan hehehe
HapusBakalan asyik membaca ceritanya kalau akhir pekan, saat rintik gerimis dan ditemani kopi latte.
BalasHapuswah cucok sekali. tambahin kukis juga
HapusPenasaran dengan isi bukunya, pasti seperti biasa aq terlarut dengan emosi ke 2 pihak
BalasHapusbetul mbak. emosional banget
Hapus