Minggu, 26 April 2020

# Alfameria # anak buku

Alfameria chapter v part 2

Kabar burung yang ramai dibicarakan lama-lama membuat Alfa jengah. Hari-harinya jadi terasa lebih berisik karena telinganya selalu menangkap temannya berbisik tiap bertemu dengannya.
Awalnya Alfa tidak perlu merasa pusing dengan kabar selentingan itu. Selama bukan keluar dari mulut Ameria sendiri Alfa tidak akan peduli. Lagipula ada hal lain yang jauh membuatnya khawatir dibandingkan berita yang tidak jelas kebenarannya.
Bang Ijal motret


Namun respon teman-teman lah yang membuatnya tidak nyaman. Hari-harinya mulai dipenuhi dengan bisik-bisik perihal dirinya yang dicampakkan Ameria, kacang lupa kulitnya lah, habis manis sepah dibuang lah. Memang tidak pernah ada yang secara terang-terangan mengonfirmasi kebenaran itu padanya namun tatapan mengasihani itulah yang tidak ingin Alfa lihat.

Satu hal yang Alfa tidak bisa mengelak adalah kebersamaannya dengan Ameria sedang berkurang. Mungkin itu juga yang membuat berita itu bertahan cukup lama mengalahkan kabar putusnya Axel si kapten basket dengan pacarnya kapten tim pemandu sorak. Mengejutkan bukan?

Bukan tanpa alasan intensitas pertemuannya dengan Ameria berkurang. Karena minggu-minggu ini Alfa sedang melakukan sesi konsultasi dengan salah satu guru Bimbingan Konseling untuk menentukan masa depannya setelah lulus dari SMA Persada.

Kabar menggembirakan itu pun datang juga. Setelah melewati konsultasi panjang akhirnya Alfa menemukan satu jurasan yang akan ia ambil di IKJ. Meski guru BK tersebut cukup menentang keputusan Alfa untuk melanjutkan kuliah disana.

Dan hari ini Ia ingin membagi kabar bahagia tersebut pada sahabatnya. Namun sebelum itu Alfa harus ke depan sekolah terlebih dahulu untuk mengambil milkshake yang dipesannya melalui sebuah aplikasi jasa pesan antar. Itu juga yang membuatnya mengabaikan panggilan Ameria karena dia sedang terburu-buru mengambil pesanannya di pos satpam.

Dikedua tangannya sudah ada dua gelas plastik berlabel nama coffeshop. Sebuah oreo milkshake dan cappuccino bland. Alfa benar-benar kesulitan menyembunyikan kebahagiannya. Senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya ditambah langkahnya yang penuh semangat membuat adik kelas yang ditemuinya merasakan aura bahagia yang sama.

Pada akhirnya Alfa akan mengatakan pada Ameria bahwa dia juga punya passion dalam dunia seni. Dan yang lebih penting lagi adalah kebersamaan mereka akan berumur panjang.

Rencana tetaplah sebuah rencana. Proses dan hasil adalah Tuhan yang menentukan. Senyum semangat yang begitu kuat memancar dari dalam diri Alfa perlahan meredup. Matanya yang berbinar kini hanya menatap penuh hampa pada seseorang berdiri sepuluh meter didepannya.

Keceriaan diwajah Ameria terpancar dengan jelas. Suara tawanya yang ringan pun tertangkap cukup jelas oleh telinganya. Ameria sedang merasa senang. Meski rasa itu tidak terjadi dalam kebersamaannya melainkan bersama Aksa.
Bang Ijal motret


Sulit untuk tidak ikut tersenyum. Meski didalam hati Alfa merasakan sesuatu yang berlawanan. Sesuatu yang membuatnya menarik diri dan membatalkan niat berbagi kebahagiaannya.
Mungkin Alfa harus membuka hati dan menerima kenyataan bahwa memang ada hubungan khusus antara Ameria dan Aksa. meski sebagian besar dari dirinya menentang keras. Namun, akankah Alfa rela memenangkan sebagian dirinya yang menentang hubungan Ameria dan Aksa lalu mengacurkan senyum bahagia itu?

“Ini buat kalian.”

Alfa memberikan minuman yang sudah susah payah dipesannya itu. dan tentu saja disambut baik oleh dua adik kelas perempuannya.

“Makasih, Kak.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates