“Buku bukan hanya sayap penerbangan atau energi perjalanan
tapi juga sirip penyelaman.” Kinara Kejora
Seorang yang pandai dibidang perikanan tidak harus
menjadi peternak ikan atau peneliti. Profesi sebagai penulis pun tetap bisa
dilakoni tanpa meninggalkan ilmu yang pernah dipelajari. Dia lah Kinara Kejora
seorang penulis dengan puluhan judul buku yang terbit dan Yorick menjadi salah
satu karyanya yang difilmkan. Air Mata Terakhir Bunda dan Ayah Menyayangi Tanpa
Akhir adalah dua buku yang sudah tayang filmnya. Sementara ada dua buku yang
proses pembuatan filmnya sedang berjalan yaitu Senja Di Langit Ceko dan Rindu
Terpisah di Raja Ampat. Selain menulis beliau juga banyak menjadi narasumber
baik seminar, workshop dan talkshow .
Menggunakan kisah nyata sebagai ide menjadi salah
satu cara beliau untuk menulis. Yorick, salah satunya. Kisah seorang anak yatim
piatu yang dibesarkan seorang nenek, Yorick ini tokoh nyata dan saat ini
tinggal di Bandung. Buku dan Film ini merupakan persembahan untuk nenek sebagai
guru besar dengan 1000 pembelajaran.
“Pendaki Sejati tak
akan turun gunung sebelum mencapai puncaknya.” Yorick
Semalam
dalam acara bedah buku yang diselenggarakan oleh #klubsukabuku beliau
membagikan beberapa tips menulis. Bagi saya beliau tidak hanya berbagi ilmu
tetapi juga membakar semangat kami #pasukanbuku untuk meningkatkan membaca buku
menjadi menulis buku. Beliau bahkan menekankan untuk tidak takut menulis jelek.
Baca berulang maka kita akan tahu letak kesalahan kita.
Itu hanya sebagian kecil dari ilmu menulis yang
beliau bagikan. Berikut beberapa tips menulis Kirana Kejora yang saya rangkum
dari diskusi semalam.
1. Tetapkan target
Alasan
menulis harus jelas sehingga kita bisa
menetapkan tujuan. Untuk apa? Agar tulisan kita tetap terarah. Juga yang akan
menjaga semangat manakala keinginan menulis kita mulai memudar. Manusiawi jika
semangat kita naik turun. Tetapi kita harus memiliki pegangan saat kendali
mulai goyah.
Menulis
untuk hidup. Jadi saat tidak menulis maka tidak bernapas.
Ide,
Tema, Premis, Sinopsis, Outline hingga manuskrip harus kuat, detail dan jelas. Teori
menulis ini harus kita kuasa untuk memudahkan kita dalam menuangkan ide. Teori
ini penting untuk membuat tulisan kita semakin baik dan memudahkan kita saat
menulis. Juga menjaga agar tulisan kita tidak melebar kemana-mana.
Jangan lupa bahwa kita harus menentukan segmen
pembaca yang akan menikmati karya kita. Dan ini juga berhubungan dengan gaya
bahasa saat menulis.
Tentu
tulisan kita dibukukan, bukan? namun apakah kita tahu yang harus dilakukan
setelah buku terbit. Tentu saja menjual sebanyak-banyaknya agar semakin banyak
orang yang membaca dan mengambil manfaatnya.
Buku yang bagus adalah yang banyak pembacanya.
Sehingga teknik penjualan pun harus diperhitungkan. Seperti launching buku,
bedah buku atau menggandeng orang-orang berpengaruh untuk membantu
mempromosikan buku kita. Maksimalkan media sosial sebagai etalase kita. Branding diri sangat
penting dan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
2. Jadi pembelajar
Nikmatnya
menjadi penulis adalah menjadi manusia yang bebas dan dianggap pintar. Sehingga
menjadi tempat orang untuk bertanya. Oleh karena itu kita harus siap dengan
jawaban.
Jangan pernah merasa malas untuk belajar. Karena belajar
bisa melalui banyak hal selain pendidikan formal. Selalu meningkatkan jumlah
buku yang dibaca. Tajamkan setiap indera kita pada lingkungan. Buka lebar mata
kita, lungkan telinga untuk lebih banyak mendengar dan asah hati kita untuk
bersimpati dan berempati terhadap lingkungan sekitar kita
3. Percaya Diri
Jangan
takut membuat tulisan jelek, begitu Kinara mengatakan. Baca berulang kali
sehingga tahu letak kesalahan kita. Menguasai
KBBI dan PUEBI merupakan keharusan yang akan membantu kita saat melakukan
penyuntingan.
Buang rasa rendah diri karena siapa pun bisa menjadi
penulis. Kalau kita percaya diri bagaimana orang lain mau membaca karya kita. Maka banggalah dengan setiap tulisan kita dan
jangan lupa untuk selalu rendah hati.
Rendah
diri jangan, rendah hati itu harus.
“Si Lesung
pipit itu adalah lelaki penuh senyum dan setiap hari adalah pagi. Selalu penuh
matahari. Sayonara.” Kinara Kejora